[caption caption="Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2015"][/caption]
[caption caption="Menperin Saleh Husin, sedang berkeliling mengunjungi stan-stan PPI dan membubuhkan tanda tangan di salah satu stan yang ia kunungi/Dokumen Pribadi"]
Rasa bangga terhadap produk-produk unggulan dalam negeri, tergambar saat saya mengunjungi Pameran Produk Indonesia (PPI) 2015 yang diselenggarakan oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian di Grand City Convention and Exhibition Hall, Surabaya. Pameran itu berlangsung sejak tanggal 6-9 Agustus 2015 dengan mengangkat tema “Bangga Menggunakan Produk Indonesia”. Ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Perindustrian (Menperin), Saleh Husin, secara resmi PPI 2015 dibuka untuk umum (6/8/2015). Saat saya menyaksikan di hari pertama promosi PPI 2015, terlihat suasana pameran sangat meriah, para pengunjung menyambutnya dengan antusias, tak terkecuali para blogger Kompasianer Malang (Bolang) dan Kompasianer Bonek (Konek) Surabaya.
[caption caption="Padatnya pengunjung di Arena PPI 2015"]
Acara PPI 2015 itu terbuka untuk umum, tanpa dipungut beaya alias gratis. Sesuai temanya, penyelenggaraan PPI didorong untuk dapat meningkatkan rasa bangga mengunakan produk Indonesia. Menurut Menperin, “Penyelenggaraan PPI diharapkan dapat menjadi sarana promosi bagi produk-produk ungggulan Indonesia dan peningkatan daya saing industri dalam negeri, terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 (6/8/2015). Melalui keterangan persnya yang juga dapat diakses oleh para blogger di hari itu juga, Menperin menegaskan bahwa: “ini sekaligus penghargaan, wujud fairness, dan hubungan timbal balik. Pemerintah akan mendorong rekan-rekan pengusaha menambah komponen lokal, jadi sudah selayaknya mereka mendapat apresiasi berupa prioritas pameran”.
Kebetulan saya mendapatkan hadiah “Buku Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035” yang diberikan oleh tim Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perindustrian 2015 di salah satu booth PPI. Saya ucapkan terima kasih, kepada mereka yang sangt ramah dan baik hati. Buku itu menyebutkan bahwa ada tiga tahap pencapaian pembangunan industri yang menjadi prioritasnya di masa depan. Mengacu pada buku tersebut, tiga arah pembangunan industri sesuai pentahapannya, yaitu:Pertama, empat tahun tahap I (2015-2019), pembangunan industri diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral dan gas yang diikuti dengan pembangunan industri pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasan teknologi (2015-2019).
Selanjutnya tahap kedua (2020-2024), diarahkan untuk mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM yang berkualitas. Sementara tahap ketiga (2025-2035), diarahkan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat glogal, serta berbasis inovasi dan teknologi.
Salah satu wujud nyata dalam usaha mewujudkan tahap pertama arah pencapaian pembangunan industri tersebut, adalah dengan memberikan apresiasi terhadap produk-produk unggulan yang memiliki kandungan lokal tinggi dalam proses produksinya.
Apa Saja Produk-produk Unggulan yang dipromosikan dalam PPI 2015?
Berdasarkan apa yang dapat saya lihat, ada 150-an perusahaan peserta PPI yang dibagi menjadi 13 kategori dengan produk unggulan yang beragm. Ada produk kerajinan rotan yang menarik hati, misalnya produk Hypergreen yang ramah lingkungan. Menurut penjelasan salah satu manajernya, Prescylia Jennifer, saat saya wawancarai, produk-produknya hampir 90 persen berorientasi ekspor, terutama ke Jepang. Sementara sebagian kecil di antaranya, dipasarkan dalam negeri. Mengingat momentum peringatan Kemerdekaan 17 Agustus kali ini, menurutnya, produk-produk kerajinan yang dipajang di PPI 2015 bernuansa merah putih. Ketika saya tanya tentang harganya, dapat saya gambarkan begini. Jika kantong Anda agak tebal berisi uang senilai Rp 2 juta, Anda bisa membawa pulang kursi goyang berbahan baku rotan asli. Namun jika kantongnya sedikit lebih tipis, Anda bisa membawa pulang rak bunga cantik berbahan rotan asli hanya dengan merogoh kocek senilai Rp 200.000.
[caption caption="Stan Hypergreen, produk kerajinan rotan yang telah menembus pasar internasional, terutama ke Jepang."]