Kisah itu merupakan bagian dari kenangan mudik lebaran 2015 yang menenteramkan jiwa, meski ada peristiwa sisa-sisa luapan abu vulkanik Gunung Api Raung. Karena itu kami patut bersyukur, Thank You Allah. Banyak nilai-nilai sosial dan spiritual yang patut kami jadikan pelajaran selama perjalanan mudik. Mungkin karena itulah, bagi kami, budaya mudik lebaran masih terasa penting dan layak dipertahankan, meskipun ada sebagian pihak yang mewacanakan budaya itu perlu ditinjau kembali (“ditiadakan”) hanya demi alasan efisiensi ekonomis semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H