Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SMBPTN 2015, Perjokian, dan Revolusi Mental

8 Juni 2015   16:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:10 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dengan pendidikan tinggi kita?. Jika ijazah laku diperjualbelikan dan gelar laku diperdagangkan, maka tak berlebihan jika mental suka menerabas yang disebut-sebut oleh Koentjaraningrat itu boleh dibilang masih belum hilang dalam masyarakat kita. Kini sudah saatnya, revolusi mental sebagaimana didengung-dengungkan oleh Pemerintahan kita diimplementasikan, dan rakyat tidak ada alasan untuk menolaknya (ini bukan masalah suka atau tidak suka). Revolusi mental itu, semestinya dimulai di dunia pendidikan. Setidaknya, diwujudkan dengan tidak memberi ruang sedikitpun kepada mereka yang hendak melakukan aksi perjokian. Semoga SBMPTN 2015 terbebas dari perjokian itu, dan kampus memberi tempat bagi mereka yang berprestasi disertai dengan usaha keras, bukan karena titipan, apalagi kecurangan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun