tanah ku
kau yang selalu bersemai
diujung bumi katulistiwa
seantero alam jagat raya
tanah ku
kini kau tak lagi ber-kembang
harum semerbak bak bunga kesegidang
yang melelehkan ruang bayang-bayang
entah sampai kapan
ku putar memori dikepala
ber ulang-ulang kali kau melawan tapi tak berkawan
sampai tak bisa terdiamkan
sekali lagi kuputar memori dikepala
sampai berjuta-juta kali kubertanya
berkali-kali pula kau terhempas
terlepas, sampai jatuh bukan dipelukan
oh tanah airku, nusantara
disini tempatku dilahirkan
bangsa yang membesarkanku
hingga tempatku bersemayam
aku ingin dirimu menjadi bangsa yang sejahtera
tanah yang menjadi pijakan kemakmuran
yang selalu memberi payung teduh kedamaian
dengarkanlah rintihan tangisku
ku tahu dirimu kesakitan
karena belenggu cekikan manusia
jadikanlah tulisan ini penawar pertemanan
permintaan maaf atas kelalaian
satu tanah, itu indonesia
satu darah, itu indonesia
satu bangsa, itu indonesia
mari bersatu kita indonesia
eMWe
17 agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H