Mohon tunggu...
M.Taufik Budi Wijaya
M.Taufik Budi Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

"Satu langkah kecil seorang manusia, satu langkah besar bagi kemanusiaan"-Neil Armstrong. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Soedarpo Sastrosatomo: dari Dunia Diplomasi ke Dunia Bisnis (Bagian 2)

8 Juni 2010   10:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_161795" align="alignleft" width="450" caption="Soedarpo Sastrosatomo (Sumber: Halaman sampul depan buku: "Bertumbuh Melawan Arus", Pusdok Guntur 49)"][/caption]

Tiga bulan sebelum Soedarpo Sastrosatomo memutuskan berhenti sebagai diplomat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat, ia keliling Indonesia, mencermati peluang bisnis yang bisa diambil. Istri Soedarpo, Minarsih menuturkan saat suaminya bekerja sebagai diplomat di New York dan Washington, ia berkenalan dengan pengusaha Amerika Serikat yang kemudian mendirikan perusahaan otomotif di Indonesia, Zorro Corporation. Pada mulanya Soedarpo menjadi komisaris  perusahaan milik Matthew Fox yaitu Zorro Corporattion di Jalan Majapahit No 30 Jakarta.

Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia, Zorro memperolah franchise distribusi tunggalmobilDodge dari Grup Chrysker dan jepp dari Willys Overland dan mendirikan sebuah pabrik perakitan di Tanjung Priok bernama Indonesia Corporation. Dalam biografinya , Soedarpo kepada wartawan senior, Rosihan Anwar menuturkan: “Pulangke Indonesia saya punya ide untuk mewakili perusahaan perusahaan Amerika. Sebagai perwakilan perusahaan asing, saya bisa mendapat uang dari komisi.

Merintis Usaha

Bermodalkan uang sekitar 100 ribu rupiah, pada Oktober 1952 Soedarpo mendirikan perusahaan ‘Soedarpo Corporation’. Perusahaan ini mendistribusikan mesin ketik merk Remington dan Radio Corporation of America, RCA, dari Amerika. Usaha yang dirintis Soedarpo ini tak lepas dari upaya menciptakan industri lokal, sebagai pengganti barang-barang impor. Industri lokal didorong dan diberi bantuan modal. “Soemitro Djodjohadikusumo pada awal 1950 saat menjadi menteri Kemakmuran dan menteri keuangan membuat politik yang menggalakan tumbuhnya pengusaha pribumi. Dikenal dengan kelompok Banteng . Jadi mereka diberi fasilitas. Dan disitu Soedarpo memanfaatkan fasilitas itu untukusaha travel bironya. Tapi selebihnya dia usaha sendiri,” kata Rosihan

Tak lama, Soedarpo mendapat tawaran dari perusahaan pelayaran dan angkutan milik Amerika Serikat, Isthmian Lines.Mienarsih menceritakan  Soedarpo kemudian  mendirikan agen pelayaran di Indonesia. “Jadi (bisnis perkapalan) itu karena teman bapak Soedarapodi Amerika. Dia menjadi agen Ishmian Lines gara gara kita berteman baik dengan orang di AS. Saat itu ada perwakilannya di Indonesia.Perusahaan yang dibangun Soedarpo ini diberi nama International Shipping and Transport Agency, ISTA. Semula perusahaan ini dimiliki oleh Belanda, tapi Soedarpo menginginkan tangan-tangan lokal lebih banyak bekerja. Soedarpo lantas memegang 75 persen saham perusahaan. “Kalau saya tidak salah bapak ingin menekankan banyak perusahaan yang masih ada ditangan asing atau belanda. Hanya beberapa saja yang dikelola pribumi. Jadi bapak ingin tekankan bahwa pribumi juga mampu kelola bisnis,” paparMienarsih.

Membangun Bisnis Perkapalan

Ketika Presiden Soekarno ingin menjadikan Indonesia sebagai bangsa bahari, Soedarpo kembali mendapat angin. Ia mendirikan PT Samudera Indonesia dengan mengandalkan kapal-kapal sewa. Usaha Soedarpo berkembang terus, tanpa surat sakti dari pejabat tertentu atau katabelece apa pun. “Semua dibangun dari nol !,” tegas Mienarsih.

Perjalanan bisnisnya tak berjalan mulus. Saat gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia PRRI mencuat pada 1958, namaSoedarpo ikut terseret. Ia dicap ikut membela pemberontak oleh Soekarno.Akibatnya kapal perusahaannya yang membawa senjata dengan tujuan Bangkok disita di Sumatera Barat. Lantas iaditahan. Mienarsi h bercerita soal penahanan suaminya: “Masuk ke rumah tahanan militer selama 1 bulan. Lantas setelah keluar dari penjara jadi tahanan kota, saat itu rumah kami di Jl Cilember diduduki tentara.”

Hingga masa Orde Baru, PT Samudera Indonesia memiliki 11 kapal. Menurut Rosihan Anwarusaha ini tak luput dari gangguan politik. ”Waktu datang Orba dia dilirik oleh orang yang tak senang dengan suksesnya. Terutama oleh Grup Ali Moertopo, Aspri Presiden (Soeharto).Wah ini orang Partai Sosialis Indonesia PSI kok bisa berjaya? Dia sedikit sedikit salahkan PSI dan Masyumi. Jadi dia rongrong Soedarpo agar susah berkembang,” terang Rosihan. Meski ada ganjalan di sana sini, usaha perkapalan nya tetap maju. Sukses bisnisnya dicatat majalah ekonomi Forbes pada 2006 dengan menempatkan Soedarpo dalam jajaran 40 orang terkaya di Indonesia

Bangun Bisnis Lewat Mimpi

Marzuki Usman, bekas Menteri Negara Investasi era Presiden Habibie punya kenangan baik soal Soedarpo . Menurut Marzuki sukses Soedarpo membangun usaha perkapalannyakarena mempunyai mimpi dan visi yang jelas.” Yang pertama berani punya mimpi, without dream you go nowhere. No vision without dream...itulah Soedarpo.Kan gak gampang jadiraja kapal. Berani begitu kan hebat. Dia berani punya mimpi...”

SuksesSoedarpo membangun kerajaan bisnisnya, menurut Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan, Fadjroel Rahman, tak lepas dari perannya sebagai diplomat, meski hanya di balik layar. “Dia memulai secara sederhana dengan istrinya. Artinya tanpa pengalaman, hanya pengalaman diplomatik. Dia bekerja keras dengan mengandalkan pengalaman diplomatiknya.jadi menurut aku yang paling penting modal pertama dia menjadi pengusaha bukan dalam artian modal uangtapi hubungan dia dengan orang lain itu adalah modal sosialnya. Itulah yang menjadi dasar bisnisnya...”

Semasa hidupnya, Soedarpo memimpin 21 perusahaan. Mulai dari usaha perkapalan, farmasi, sampai perbankan. Peneliti sejarah M Nursyam menilai Soedarpo sebagai orang yang gigih dalam berbisnis dengan perspektif kerakyatan yang begitu kuat. “Kalau kita mencari keteladanan beliau, dia punya keberanian melakukan sesuatu diatas kaki sendiri. Dari segi Manajemen beliau memberi inspirasi mengelolaSDM. SDM penting untuk membangun dunia usaha. SDM harus dikelola baik dengan komitmen membangun ekonomi kerakyatan atau pribumi. Komitmen pada dunia usaha adalah alat untuk mencapai tujuan. Dan ini dipraktekkan oleh pak Darpo dalam mengembangkan usahanya,” jelas M. Nursyam.

Soedarpo Sastrosatomo menjadi contoh nyata, pengusaha pribumi yang  sukses membangun kerajaan bisnisnya. Tak mengandalkan kongkalingkong dengan penguasa, apalagi suap. (Fik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun