1. Penghormatan terhadap ilmu pengetahuan.
Allah akan mengangkat beberapa derajat orang yang berilmu pengetahuan. Ini yang dijanjikan Allah. Oleh sebab itu keinginan untuk menjadi orang yang haus akan ilmu pengetahuan dan terus tanpa henti-henti mengejar ilmu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai orang yang sedang berjihad di jalan Allah. Dan dengan ini pula Islam akan kembali menjadi agama yang berjaya, agama yang Rahmatan lil 'alamin. Semoga...
2. Merasa diri lebih hebat (sombong)
Perbuatan sombong kalau ditelusuri secara mendalam pada dasarnya muncul karena adanya upaa untuk menutupi kekurangan diri, merasa malu kalau kekurangannya diketahui orang. Selain itu, keinginan untuk selalu dipuji, dapat juga memunculkan kesombongan.Â
Jadi dengan demikian, kesombongan yang kita pertontonkan kepada orang lain adalah upaya untuk menipu diri sendiri dan pelan-pelan memasang jerat ke leher kehidupan kita sehingga pada saatnya kita akan selalu berada pada kehidupan yang semu, kehidupan yang absurd.
3. Kehidupan yang materialistis
Dalam filsafat ada suatu istilah yang berkaitan dengan poin ke 3 ini yaitu "reifikasi"; segala sesuatu yang diukur dengan materi.
Jadi, kalau iblis membandingkan dirinya secara materi kepada Adam, maka ia disebut "Iblis yang reifikatif"
Sedangkan kalau manusia yang menjadikan alat ukur kehidupannya dari sisi materi belaka maka ia disebut "Manusia yang reifikatif".
Iblis-reifikatif dan manusia-reifkatif adalah identik, kedua-duanya akan membuat kualitas kehidupan manusia semakin jauh dari idealitanya. Tapi kalau kita menjadikan materi bukan sebagai alat ukur tapi "sarana" mudah-mudahan kehidupan ideal akan kita dapatkan, terutama kehidupan di akhirat kelak
Sebagaimana pula halnya dengan sosok Adam yang tubuhnya terdiri dari materi yang berwujud lumpur, bersemayan di dalamnya roh Allah dan kecerdasan ilmu pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H