Mohon tunggu...
Muhamad Khaerulloh
Muhamad Khaerulloh Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa yang sedang berjuang menuntut ilmu... Berteman dengan orang-orang yang super di Kampus Biru... Senang mengembara dan membaca... Tarbiyah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghafal Kitabullah, Al-Qur'an

3 Januari 2012   02:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:25 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiym. Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu . Alhamdulillah, Washshalatu wassalaamu 'alaa Nabiyyinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa ash-haabihi ajma'iyn. Ammaa ba'du. Pada Kesempatan kali ini saya merangkum kitab yang berjudul asli “Kaifa Tahfazhul Qur’an al-Karim” karangan Dr. Yahya bin ‘Abdurrazzaq al-Ghautsani. Penerbit Maktabah Daar Al-Ghautsan, Damaskus. Namun, kitab yang saya pegang saat ini sudah di terjemahkan dengan judul kitab “Cara Mudah dan Cepat Menghafal Al-Qur’an” yang diterbitkan oleh Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Kaidah-Kaidah Umum dan Prisip-Prinsip Dasar Menghafal Al-Qur’an Kaidah Pertama: Ikhlas adalah rahasia untuk mendapatkan taufiq dan dibukakannya hati oleh Allah 'Azza wa Jalla. Kaidah Kedua: Menghafal di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu. Kaidah Ketiga: Memilih waktu yang tepat untuk membantu menghafal. Kaidah Keempat: Memilih tempat yang baik untuk menghafal. Kaidah Kelima: Senandung dan bacaan yang baik dengan suara yang bisa terdengar dapat menguatkan hafalan ayat-ayat Al-Qur’an dalam ingatan. Kaidah Keenam: Hanya menggunakan satu cetakan mushaf Al-Qur’an. Kaidah Ketujuh: Memperbaiki bacaan lebih didahulukan daripada menghafal. Kaidah Kedelapan: Proses menyambung ayat dapat menguatkan hafalan. Kaidah Kesembilan: Aktivitas mengulang-ulang bacaan dapat menjaga hafalan baru agar tidak keliru dan hilang. Kaidah Kesepuluh: Menghafal setiap hari secara rutin lebih baik daripada menghafal secara tidak rutin. Kaidah Kesebelas: Menghafal secara perlahan dan teratur lebih baik daripada menghafal secara cepat dan tergesa-gesa. Kaidah Kedua Belas: Memusatkan perhatiaan pada ayat-ayat yang hampir sama dapat mencegah tercampurnya hafalan. Kaidah Ketiga Belas: Pentingnya menjaga hubungan dengan guru. Kaidah Keempat Belas: Memusatkan pandangan pada tulisan ayat-ayat di mushaf ketika menghafal. Kaidah Kelima Belas: Menggabungkan antara menghafal dengan membaca Al-Qur’an dengan mengamalkannya, serta selalu mengerjakan ketaatan dan meninggalkan maksiat. Kaidah Keenam Belas: Muraja’ah (mengulangi hafalan) secara rutin dapat mengekalkan hafalan. Kaidah Ketujuh Belas: Pemahaman sempurna merupakan jalan untuk menghafal secara sempurna. Kaidah Kedelapan Belas: Dorongan kuat dan motivasi yang lurus untuk mengahafal Al-Qur’an. Kaidah kesembilan Belas: Bersandar kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan berdo’a, berdzikir, dan memohon bantuan-Nya. (TIAP KAIDAH DALAM KITAB INI DISAJIKAN PEMBAHASANNYA, JIKA ada yang mau detailnya Insya Allah akan saya sampaikan berdasarkan kitab ini.) Metode-Metode Praktis dan Sarana-Sarana Yang Dapat Membantu Seseorang Untuk Menghafal Al-Qur’an Dalam kitab ini dijelaskan ada dua puluh lima metode (25 Metode) yang disurvey kepenjuru dunia dan berbagai usia. Namun, pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan satu metode saja, yaitu METODE YANG PALING IDEAL DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN (BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI PENULIS).

  • Pilihlah salah satu naskah Al-Qur’an dengan baik yang ukurannya cocok. Jangan menggantinya dengan bentuk yang lain, agar Anda dapat menghafal posisi halaman-halaman dan baris-barisnya. Disarankan untuk memilih Mushaf huffazh, yaitu mushaf yang awal setiap halamannya bertepatan dengan awal ayat, dan akhir setiap halamannya bertepatan dengan akhir ayat. Setiap juznya terdiri atas 20 halaman, dan setiap halamannya terdiri dari 15 baris.
  • Mempersiap suasana yang baik untuk menghafal Al-Qur’an:
  1. Persiapkan diri (niat yang lurus karena Allah 'Azza wa Jalla)
  2. Berwudhu dan bersuci secara sempurna. Jangan mengambil keringanan dari fatwa-fatwa yang memperbolehkan membaca Al-Qur’an tanpa wudhu.
  3. Duduklah di tempat yang membuat jiwa tenang, dalam hal ini tidak ada tempat yang lebih baik selain masjid.
  4. Hindari tempat-tempat yang banyak pemandangannya, ukiran-ukiran, dekorasi, dan hal lain yang dapat menyibukkan hati dengan tetap memperhatikan sirkulasi udara agar tetap segar.
  5. Menghadap kiblat, duduk tenang khusyu’, tenang, dan baik.
  • Mulalilah dengan pemanasan (membaca halaman Al-Qur’an yang ingin dihafal) baca dengan baik dan dengan  suara yang dapat Anda dengar. Membaca dengan tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat.
  • Jangan terkesima dengan keindahan suara Anda “pada tahap menghafal ini”, sehingga Anda lalai dan waktu berlalu tanpa digunakan untuk menghafal.
  • Setelah berlalu 10-15 menit untuk aktivitas pemanasan dan persiapan diri, selanjutnya Anda akan merasakan keinginan yang mengebu-gebu untuk mulai menghafal. Barulah Anda mulai menghafal.
  • Hendaknya Anda memandangi ayat-ayat yang hendak dihafal secara focus dan penuh konsentrasi. Anggaplah mata Anda seperti lensa kamera yang sedang menangkap gambar halaman ini.
  • Kosongkan pikiran dari sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian. Mulailah membaca dengan melihat ayat pertama yang terletak di pangkal halaman, dengan suara yang dapat didengar lagi bagus, serta dengan bacaan yang benar dan teliti. Bacalah sebanyak tiga kali –atau lebih- hingga pikiran Anda dapat menangkapnya dengan baik. Kemudian, pejamkan kedua mata Anda dan bayangkan dalam ingatan posisi kata-katanya, lalu bacalah ayat tersebut. Apabila anda mampu membaca ayat tersebut dengan sempurna tanpa kesalahan, maka jangan senang dulu, ulangilah sebanyak tiga kali atau lebih.
  • Bukalah kembali mata Anda, lalu bacalah ayat tersebut dengan melihat mushaf untuk memastikan bahwa Anda telah mengahafalnya dengan benar. Apabila Anda yakin 100% bahwa Anda telah menghafalnya dengan sempurna, maka jangan senang dulu. Akan tetapi, pejamkanlah mata Anda sekali lagi dan bacalah ayat tersebut sekali lagi. Dengan langkah ini, seolah Anda sedang mengukir ayat ini dalam ingatan Anda dengan ukiran yang tidak luntur dengan izin Allah 'Azza wa Jalla.
  • Setelah itu beranjaklah ke ayat berikutnya, dan lakukanlah langkah yang sama seperti ayat sebelumnya.
  • Sekarang mulailah dengan praktik “menyambung ayat” sebagai mana yang telah saya (penulis) sebutkan pada KAIDAH DELAPAN. Lakukanlah dengan memperhatikan penghujung ayat pertama , lalu Anda membacanya dengan suara yang dapat terdengar, lalu –tanpa menghentikan bacaan- sambunglah bacaan Anda dengan permulaan ayat yang kedua. Ulangi langkah ini berkali-kali.

Langkah-langkah di atas dapat diringkas sebagai berikut:

  1. Persiapan diri
  2. Pemanasan
  3. Konsentrasi
  4. Mengulang
  5. Mengikat ayat

METODE KEDUA: MENGHAFAL BERSAMA TEMAN ( Ilmu Tumbuh Di antara Dua Orang) 1. Pilihlah satu teman baik yang mempunyai keinginan kuat untukmenghafal Al-Qur'an 2. Sepakati kapan waktu pertemuan berjumpa (hendaknya dilakukan setiap hari dan setelah selesai shalat shubuh/maghrib) 3. Bukalah mushaf Al-Qur'an milik masing-masing. Orang pertama membaca ayat pertama seraya melihat mushaf, sementara yang lain menyimak bacaan seraya memandang kearah mushaf pula. Kemudian, kedua orang tersebut bergantian membaca (masih ayat yang sama). Setelah itu, orang yang pertama mengulangi bacaan ayat tersebut tanpa melihat mushaf, orang kedua menyimak dan membetulkan jika salah. Lalu, kedua orang tersebut bergantian membaca tanpa melihat mushaf. Sampai hafal. 4. Beralihlah keayat selanjutnya, dan lakukan hal yang sama hingga sempurna satu halaman. 5. Kemuudian, lakukan metode menyambung ayat, hingga kalian berdua merasa mantap menghafalnya. 6. Terakhir, tibalah saat pengujian. Teknisnya, salah satu dari kalian berdua berperan sebagai guru dan yang lainnya berperan sebagi murid.. Kemudian, keduanya saling berganti peran dan masing-masing hendaknya menyalin jumlah kesalahan yang terjadi dan mengingatkan saudaranya tentang letak kesalahan yang dilakukannya, agar ia mengetahui dan tidak mengulangi kesalahan tersebut untuk kedua kalinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun