Mohon tunggu...
Muhammad Ihsan
Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Empat Karakter Pencari Harta

9 Februari 2016   06:19 Diperbarui: 9 Februari 2016   07:08 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : daler.ru

Harta memang penting untuk memenuhi kebutuhan kita namun tidak semuanya diukur dengan harta. Parameter kebahagiaan pun tidak seutuhnya ditentukan oleh besaran harta. Ketika kita mencari nafkah berupa harta maka carilah yang halal dan thayyib. Dan kasilah yang baik-baik kepada keluarga kita.

Para pencari harta, ingin ku utarakan empat karakter manusia didalam mencari harta. Sebetulnya bukan mencari harta tetapi menjemput harta. Karena rizki oleh Allah sudah ditentukan tinggal bagaimana kita menjemputnya.

Saya paparkan empat karakter pencari harta sebagai renungan kita, kita masuk karakter yang mana. Dan diantara empat karakter ini semoga kita termasuk para pencari harta yang tidak terlena dengan dunia namun senantiasa juga berorientasi pada akhirat.

Berikut empat karakter pencari harta, yakni :

Karakter yang pertama adalah Para pencari harta yang mencukupkan keperluannya hanya untuk supaya hidupnya layak dan sesuai dengan status sosial dan cita-citanya, dan ia tidak bermalas-malasan didalam mencari harta supaya tidak dibawah target dan juga ia tidaklah rakus terhadap hartanya. Ia ingin memanfaatkan hartanya lebih dari itu yakni dengan mendermakan hartanya.

Karakter yang kedua adalah Para pencari harta yang mencari harta hanya dibawah keperluan dan kelayakan hidupnya.

Mengapa hal ini bisa terjadi, ada kemungkinan yang melatar belakanginya yakni :

a. Karena malas

Tentu sikap ini tidak baik sebab karakter ini akan mengakibatkan seseorang hidup susah payah dan justru bisa menjadi beban orang lain.

b. Karena tawakkal

Tentu sikap ini tidak benar dan keliru meletakkan tawakkal sebab tawakkal tidak bisa dibarengi dengan kemalasan, tapi justru dengan gigih usaha.

c. Karena ingin zuhud dalam arti ingin hidup sesederhana mungkin. Sikap ini baik, jika dilakukan dengan alasan Qanaah dan ingin menahan hawa nafsunya serta yakin akan terkena fitnah harta jika ia memiliki yang lebih dari itu

Karakter yang ketiga adalah Para pencari harta sebesar keperluan dan kelayakan hidup, tetapi masih juga mencari yang lebih banyak lagi.

Mengapa hal ini bisa terjadi, ada kemungkinan yang melatar belakanginya yakni :

a. Untuk memenuhi kepuasan hidupnya secara nyaman seperti ingin makan seenak-enaknya, rumah seindah-indahnya, kendaraan semewah-mewahnya dan sebagainya.

b. Kelebihan harta yang dimilikinya untuk keperluan umum dan kebajikan-kebajikan lainnya. dan sikap ini termasuk sikap yang terpuji.

c. Kelebihan harta yang dimilikinya semata-mata untuk mewariskannya kepada anak cucunya nanti. Sikap ini dapat dipersalahkan bila nyata-nyatanya terjadi beberapa hal berikut ini :

- Ia telah berbuaruk sangka kepada Allah, karena kenyataannya telah beranggapan bahwa Allah tidak akan membagi rizki kepada anak cucunya kelak selain yang dilewati tangan dia.

- Ia telah memastikan apa yang terjadi di hari esok yaitu , memastikan bahwa harta yang ia simpan akan tetap aman sampai di tangan anak cucunya, sedang tidak tahu masih berapa lama lagi ia hidup dan anak cucunya hidup.

- Ia telah mengabaikan kegunaan hartanya untuk kemanfaatan diri sendiri secara lebih sempurna dalam hidup, sedang harta itu hanya dipersiapkan untuk sesuatu yang belum pasti terjadi.

- Ia telah mengalami susah payah dan sengsara dalam mencari harta itu, dan tidak mustahil ia telah menerjang perbuatan-perbuatan diluar batas agama.

- Ia akan lebih banyak harus mempertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak, sehubungan dengan akibat-akibat pembelanjaan harta oleh ahli waris yang ditinggalinya itu nanti.

Karakter yang keempat adalah Para pencari harta mencari harta sebanyak-banyaknya hanya untuk kebanggaan dan kesombongan. Sikap inilah yang paling jelek dan tercela dari segala sudut pandang.

Semoga Allah berkenan mencukupi kita, keluarga dan anak cucu kita, agar dengan kecukupan itu dapat meningkatkan ibadah kita dan mendekatkan diri kepada Allah. aamiin.

Yogyakarta, 9 Februari 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun