Upacara 17 Agustus tahun ini tetap sama seperti tahun kemarin. Upacara Yang mestinya digelar di halaman SDI Al Mubarok Gununga Anyar, Surabaya , kini harus mengikuti upacara dari Istana via televisi masing-masing.
Meski demikian, suasana hikmad tetap terasa. "Meskipun kita sudah menyiapkan jika diperbolehkan melaksanakan upacara, tetapi kita tetap patuh kepada pemerintah agar tidak melaksanakan upacara secara langsung," ungkap Dwi Heri Murtiningsih, kepala sekolah SDI Al Mubarok.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Surabaya Nomor 003.1/9260/436.8.4/2021 pada 13 Agustus 2021. Dalam memperingati Peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, warga di Kota Surabaya diminta untuk tidak melaksanakan kegiatan lomba dan malam tirakatan/tasyakuran serta kegiatan lainnya yang dapat menimbulkan kerumunan di wilayah masing-masing untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Selain itu, selama 3 menit pada 17 Agustus 2021 pukul 10.17 - 10.20 WIB, segenap masyarakat Indonesia wajib menghentikan aktivitas sejenak, berdiri tegap saat pengumandangan lagu Indonesia Raya secara serentak di berbagai lokasi hingga pelosok daerah.
Hal ini senada dengan video yang ditayangkan pada Minggu, 15 Agustus 2021. "Saudara selama tiga menit saja pada tanggal 17 Agustus (2021) pukul 10 lewat 17 menit Waktu Indonesia Bagian Barat," ujar Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, selaku Ketua Panitia Negara Perayaan Hari-hari Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi Internasional.
"Ambil sikap sempurna, berdiri tegak, untuk menghormati Peringatan Detik-Detik Proklamasi," lanjutnya.
Adanya aturan demikian, sekolah dasar Islam Yang berada di Surabaya bagian selatan ini mengadakan doa bersama Yang ditujukan kepada para pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia Senin, 16 Agustus 2021.
Doa bersama tersebut, diikuti seluruh siswa dari rumah masing-masing. "Anak-anak yang kami cintai, nanti kita akan berdoa untuk para pejuang kemerdekaan," ulas Ustazah Dwi, panggilan akrab kepala sekolah SDI Al Mubarok.
Saat itu, lanjutnya, para pahlawan berjuang untuk memerdekakan Negara Indonesia. Namun kita saat ini bersama-sama berjuang melawan pandemi covid-19. Selain itu, kita semua juga berjuang menghilangkan kebodohan dengan cara belajar, imbuhnya.
Meskipun para pendidik melaksanakan doa bersama di sekolah, akan tetapi, semua tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H