Mohon tunggu...
Hasyim Asyari
Hasyim Asyari Mohon Tunggu... Guru - Membaca untuk Menulis, Menulis untuk Membaca

Saya hidup di dunia. Berkarya merupakan tanda jika saya itu ada. Meskipun masih selalu mencoba, dan terus mencoba

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jam Kosong Tetap Menjadi Favorit Siswa

7 Agustus 2017   14:57 Diperbarui: 8 Agustus 2017   09:02 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayo le yang ikut gerak jalan turun ke bawah, latihan." Teriakan salah seorang guru itu disambut gembira semua siswa. Ari, guru bahasa Indonesia kelas 5 sudah yakin, pasti tinggal sedikit siswa yang berada di kelas. Sebab yang mengikuti lomba gerak jalan itu kebanyakan siswa kelas lima dan enam.

Benar. Ketika Ari masuk. Dari 32 siswa, tidak ada setengah yang berada di kelas. Sekitar ada 14 anak.  "Jamkos! Jamkos! Jamkos! Jamkos!" ada yang tahu maksudnya Jamkos? Dengan teriakan yang membara ala Soekarno, para siswa itu pun meminta agar saat itu Jamkos (jam kosong. Red).

Meskipun tidak semua, tetapi teriakan itu sungguh memenuhi kuota pendengaran Ari. Sebab siswa lain ada yang asik bermain catur, Karjy dan uno. Sekitar ada lima anak yang berteriak sambil mendekati Ari. Tiga siswa dan dua siswi.

Ari tidak langsung mejawab. Seketika itu, Ari langsung ingat saat masih berstatus sebagai pelajar. Memang bagaikan surga. Ketika ada jam kosong di sekolah. Waktu bermain pun bertambah. "pelajaran apa tidak ya?" pikir Ari dalam hati.

"Baik, silahkan diteruskan bermain!  Tetapi setelah bisa menjawab 10 soal yang Bapak tuliskan di papan." Kata Ari di dalam kelas. "Halaaah paak," sahut seluruh siswa.  Kalian, lanjut Ari, tidak usah menulis, tinggal menjawab.

Saat itu waktunya materi tentang kata baku dan kata tidak baku. Sambil memberi arahan, Ari pun berfikir mencari 10 kata. Campur. Baku dan tidak baku. Ari bergegas menulis setelah mendapatkan 10 kata itu.

Sambil konsentrasi, anak- anak membaca lirih setiap kata yang Ari tulis. 1) Aktif. 2) Aktifitas. 3) Cidera. 4) Foto copy. 5) Nahkoda. 6) Ijasah. 7) Ahlak. 8) Bis. 9) Ekstra. 10) Ihlas.

Usai menulis, Ari membahas mulai nomor 10. Para siswa disuruh menjawab. Kalau itu kata baku, dikasih centang di sampingnya. Kalau bukan kata baku, siswa harus mengubah menjadi kata yang baku.

"Ada yang siap menjawab?" Tanya Ari. "Saya pak!" Teriak tiga anak. Kalau menjawab, jelas Ari, harus ada etikanya. Diam, acungkan tangan, berbicara setelah disuruh. Imbuh Ari.

10 soal tersebut sudah terjawab. Anak-anak yang semula malas ada pembelajaran (jamkos), akhirnya terhipnotis juga dalam materi pelajaran. Karena di awal ada kesepakatan, kalau bisa semua boleh lanjut bermain, jadi anak-anak pun was-was kalau ada jawaban yang salah. Terlebih jawaban tiap nomor itu atas kesepakatan seluruh siswa.

Nah! Sedikit cerita di atas, apakah menunjukkan kalau siswa itu malas belajar? Mari kita berpikir. Siswa yang malas apa guru yang harus kreatif? Sejatinya tidak ada siswa yang malas. Ketika waktunya belajar tetapi masih ingin bermain, itu berarti siswa tersebut berat untuk meninggalkan permainannya. Hehehe.

Oh iya, saya akan menutup tulisan saya dengan jawaban dari soal yang diberikan Ari kepada siswanya ya. Terus semangat.. GURU INDONESIA! ;)

tabel soal.
tabel soal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun