Mohon tunggu...
Mukti Hartono
Mukti Hartono Mohon Tunggu... Profesional -

Blogger, Part-time Ninja.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Preview] Deep Look: Vampire Academy: Blood Sisters

1 Februari 2014   12:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="486" caption="Official Poster. Sumber: MovieInsider.com"][/caption]

God, I hate high school.” – Lissa Dragomir

Director: Mark Waters

Starring: Zoey Deutch, Lucy Fry, dan Danila Kozlovsky

Studio: Preger Entertainment

Running Time: 104 minutes

Release Date: 7 February 2014 (US), 14 February (World Wide)

Another Best Selling Novel Adaptation

Blood is family. Blood is pain. And blood is death.” – Lissa Dragomir

Novel best seller tampaknya selalu punya potensi menguntungkan untuk diangkat ke layar lebar. Setidaknya, demikianlah yang ada di dalam pikiran para sineas Hollywood. Buktinya setelah Lord of the Ring, Harry Potter, dan Twilight, kini giliran Vampire Academy yang masuk ke dalam daftar novel laris yang difilmkan.

Vampire Academy adalah novel karangan penulis Amerika, Richelle Mead. Pertama kali diterbitkan tahun 2007, novel ini laris manis dipasaran terutama bagi para remaja penggemar cerita – cerita bertema "good vampire vs evil vampire ". Setahun kemudian tepatnya tahun 2008, dua novel kelanjutannya terbit, Frossbite dan Shadow Kiss, dilanjutkan dengan Blood Promise pada 2009 dan Last Sacrifice pada 2010.

Sampai saat ini, seluruh judul telah terjual sebanyak 8 juta kopi di 35 negara. Seri Vampire Academy kemudian disebut – sebut mampu menyaingi kepopuleran seri Harry Potter dan Twilight. Sebuah potensi Box Office yang tentu saja sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Maka pada 2010 lalu, Preger Entertainment membeli hak untuk mengadaptasi buku pertama seri Vampire Academy ke layar lebar. Judulnya sedikit ditambah menjadi Vampire Academy: Blood Sisters.

The Plot

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber: MovieInsider.com"]

Sumber: MovieInsider.com
Sumber: MovieInsider.com
[/caption]

I should probably point out that my bet friend, Lissa Dragomir, is a royal member of an ancient race. And, yeah, like most creatures with fangs, they live off blood. My name is Rose Hathaway and I've been sworn to protect the royal blood line with my life.” – Rose Hathaway

Blood Sisters bercerita tentang persahabatan antara Rose Hathaway (Zoey Deutch) dan Lissa Dragomir (Lucy Fry). Sekilas, mereka tampak seperti remaja berusia 17 tahun pada umumnya. Tapi jangan tertipu dengan penampilan mereka karena sebenarnya kedua remaja cantik ini adalah vampire. Rose adalah seorang Dhampir (manusia setengah vampire, penjaga para Moroi), sedangkan Lissa adalah seorang Moroi (vampire darah biru yang cinta damai).

Di awal film diceritakan kalau Rose dan Lissa berhasil tertangkap dan dikembalikan ke sekolah St. Vladimir Academy, sekolah untuk kaum mereka, setelah berhasil melarikan diri selama dua tahun. Di sekolah itu, Lissa harus berjuang untuk mendapatkan statusnya kembali sebagai anggota Moroi. Nasib serupa dialami Rose, ia harus berlatih keras dibawah bimbingan mentor tampan Dimitri (Danila Kozlovsky), untuk menjamin statusnya sebagai penjaga Lissa.

Menit demi menit dalam film akan mengungkapkan alasan kenapa Rose dan Lissa sempat lari dari sekolah itu, juga rahasia – rahasia gelap dibalik para staff St. Vladimir. Di sisi lain, benih cinta mulai tumbuh antara Rose dan Dimitri. Padahal, hubungan percintaan antara siswa dan mentor di sekolah itu sangat dilarang.

Konflik pun kian memanas, ketika kaum Strigoi (vampire jahat penghisap darah) mulai menebar ancaman dari luar dinding sekolah.

Bagi yang sudah akrab dengan gaya adaptasi Hollywood, bisa dipastikan kalau Blood Sisters nanti memiliki beberapa perbedaan dengan versi novelnya. Hal ini juga dibenarkan oleh Mead sang penulis novel dengan alasan, antara novel dan film merupakan dua media story telling yang berbeda. Mead sendiri mengaku puas dengan naskah adaptasinya yang ditulis oleh Daniel Waters (Batman Returns), juga melihat chemistry antara para cast saat ia sempat mengunjungi lokasi syuting.

Box Office Prediction

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber: MovieInsider.com"]

Sumber: MovieInsider.com
Sumber: MovieInsider.com
[/caption]

Are you nuts? What are you thinking? Trust me, you do not want to get a nose job in Montana!” – Rose Hathaway

Dari sisi keseluruhan tema cerita, Vampire Academy: Blood Sisters memiliki kelemahan yang rawan dieksploitasi oleh para kritikus. Pasalnya, cerita bisa dibilang kurang dari segi orisinalitas. Konflik antara dua klan vampire mau tidak mau mengingatkan kita pada Twilight Saga, sedangkan sekolah St. Vladimir bisa dibilang tidak jauh – jauh dari Hogwart.

Tapi dari sisi Box Office, film ini punya potensi besar menjadi sebuah franchise baru. Sebab cerita – cerita roman supranatural saat ini memang tengah banyak digandrungi oleh para remaja jaman sekarang. Apalagi film ini dibintangi oleh para aktor dan aktris muda Hollywood seperti Zoey Deutch (Criminal Minds, NCIS), Lucy Fry (H2O: Just Add Water), dan Danila Kozlovsky (Spy). Soundtrack-nya pun diisi oleh si cantik Katty Perry.

Vampire Academy: Blood Sisters dipastikan rilis pada 7 Februari 2014 di US dan 14 Februari secara World Wide, bertepatan dengan Hari Valentine.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun