Dengan sistem sukarela, siswa fokus pada minat dan diharapkannya. Hanya siswa yang mempunyai niat, yang benar-benar tertarik mengikuti ekskul Pramuka.
Perlu diingat oleh sekolah, bahwa ekskul Pramuka tetap memiliki peran penting dalam mengembangkan karakter, kepemimpinan, dan kemandirian siswa.
Pro Kontra atau Kabar Gembira?
Peralihan Pramuka ekskul wajib menjadi pilihan, tentunya mengundang pro kontra di lembaga sekolah, khususnya bagi guru Pramuka ataupun yang lain.
Tidak menutup kemungkinan adalah kepala sekolah itu sendiri, begitu kaget mendengar kebijakan tersebut. "Pramuka begitu baik efeknya untuk menanamkan karakter bagi siswa, kenapa sekarang tidak wajib?
Bagi pengelola tentu kepala sekolah tidak menginginkan siswa-siswanya lemah karakter baik setelah Pramuka menjadi ekskul yang tidak wajib. Apalagi dilingkungan sekolah menengah atas, para siswa menemukan jati diri.
Bagi siswa tingkat SMA, apalagi SMK akan menjadi kabar gembira bagi mereka yang sudah lelah karena sudah mengikuti ekskul Pramuka di bangku SD dan SMP. Mereka akan tidak bertanya lagi, kenapa di SMK disuruh Pramuka lagi.
Penulis adalah wali kelas dan pernah suatu ketika menginfokan hari Minggu besok ada ekskul Pramuka di group WA kelas.Â
Mereka ada yang membalas,"SD dan SMP dulu sudah mengikuti Pramuka, sekarang di SMK Pramuka lagi. Ya jenuh pak!" Begitulah jawaban diantara siswa yang tidak sejalan sesuai minat dan bakatnya.
Kecuali kalau ekskul Pramuka sudah menjadi pilihan mereka, sesuai minat dan bakatnya. Walaupun tiap hari Minggu ada ekskul Pramuka mereka akan mengikutinya.
Bagaimana Sekolah Menyikapinya?