Hidup menjadi merasa serba kekurangan daripada rasa syukur kepada-Nya, pada hal kenikmatan yang tiada tara yang tumbuh sejak lahir di dunia hingga usia senja.
Namun, sebelum menarihkan tinta impian dan cita-cita, pantaslah kita membungkuk dalam, bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang dilimpahkan di tahun yang telah berlalu.Â
Membuka lembaran baru berarti membuka diri pada perubahan, bukan sekadar pergantian angka di kalender. Perubahan yang sejati bermula dari hati yang ikhlas, dibalut dengan keyakinan dan iman yang kian teguh.
Mari kita jadikan lembaran baru ini sebagai momentum untuk kembali ke fitrah, menjadi insan yang lebih taat dan berakhlak mulia.Â
Bersyukur, Benih Keberkahan
Sebelum menanam cita-cita, tanah hati perlu digali dalam-dalam. Tanamlah bibit kesyukuran atas segala karunia Allah, baik suka maupun duka. Syukur bukan sekadar ucapan, melainkan rasa yang terpatri dalam sanubari, diwujudkan dalam sikap dan amal perbuatan sehari-hari.
Nikmatilah hembusan napas, detak jantung, keluarga yang dicinta, sampai rintangan yang telah menempa, karena semuanya adalah anugerah yang patut disyukuri.
Bila syukur diaplikasikan dengan perbuatan-perbuatan menuju jalan Allah, maka Allah akan menambah kenikmatan-kenikmatan tersebut
Sesuai firman-Nya, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Rajin Beribadah, Jalan Menuju Kebahagiaan
Sholat lima waktu adalah kewajiban masing-masing setiap muslim, dan sebagai kebutuhan hati agar selalu terhubung dengan Yang Maha Pengasih. Bayangkan sholat sebagai oase di tengah gurun kehidupan, tempat kita berbenah jiwa, menimba ketenangan, dan menajamkan nurani.Â