Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Khoirun Nas Anfa'uhum Linnnas

Penulis Novel Islami, Welcome Back to School. Penulis Kumpulan Puisi, Jiwa-Jiwa Penggerak. Belajar Menulis untuk Terus Bisa Menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Siraman Hati di Bedugul Bali

6 Mei 2023   23:04 Diperbarui: 7 Mei 2023   00:17 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari kedua di Bali, sesuai rundown acara kami pergi ke Bedugul atau ke danau Beratan. Setelah sarapan pagi dan mandi, kami ke sana tetap menggunakan armada 5 Bus dan di Bus kami didampingi Bpk. Ketut Susilo dari hotel Made, di sepanjang jalan menuju Danau Beratan  beliau memberi ilmu atau nasihat pada anak-anak yang kami dampingi. 

Nasihat dari Bpk. Ketut Susilo dari Hotel Made Bali

Karena siswa yang kami dampingi adalah siswa SMK, beliau memberikan nasihat agar jangan berkecil hati untuk menjemput kesuksesan masa depan. 

Bila sudah lulus sekolah ingin usaha, silahkan dimulai dari modal yang kecil dulu. Seperti membuka tempat tambal ban, atau servis sepeda motor, yang penting ada kemauan pasti ada jalan menuju indahnya masa depan.

Indahnya Danau Beratan Bali

Dokpri
Dokpri

Baca juga: Perjalanan ke Bali

Pukul 08:00 WITA, lima Bus sudah berada di parkiran. Semua siswa dari 5 Bus, para guru dan karyawan ikut turun menikmati indahnya suasana danau Beratan.  Masing-masing kelas foto terlebih dulu bersama wali kelas dengan latar belakang pemandangan asli lukisan Tuhan, ciptaan yang sungguh luar biasa. 

Indahnya danau Beratan Bali ini cukup menyirami pikiran dan hati kami menjadi segar dan sejuk kembali, setelah menempuh perjalanan yang jauh hati kami terobati. Indahnya danau ini, menciptakan kebahagiaan tersendiri. Para siswa diberi kebebasan untuk memilih spot foto yang mereka sukai. Ada yang mencoba menaiki sampan gayung.

Dokpri
Dokpri
Sesuai foto diatas, danau Beratan memiliki wahana air yang perlu dicoba. Juga harus menyesuaikan budget uang saku yang diberikan oleh orang tua. Harga pinjam sepeda bebek air Rp. 400.00 untuk dua orang selama 30 menit. Harga sewa speed boat, Rp. 200.000 untuk 5 orang dalam satu putaran. Harga sewa boat bebek, Rp. 90.000 dalam waktu 20 menit. Dan harga sewa sampan dayung, Rp. 75.000 untuk lima orang dalam waktu 30 menit.

Dokpri 
Dokpri 

Setelah dua jam kami berkeliling dan menapaki spot-spot foto yang pantas untuk diabadikan. Kami sudah merasa puas, karena hari itu adalah hari Jumat. Maka pukul 12:00 WITA, semua siswa kelas XII dihimbau untuk persiapan melaksanakan ibadah salat Jum'at.

Siraman Hari dari Ust. Isa Anshori 

Waktu di Bali (WITA) dengan di Surabaya (WIb) perbedaannya kurang lebih satu jam. Di Surabaya pelaksanaan Jum'atan yang biasanya pukul 11:30 WIB, tapi di Bali pukul 12:30 WITA. Kami melaksanakan ibadah salat Jum'at di Yayasan Sosial Al-Hidayah Bedugul, masjid Besar Al-Hidayah. Pada kesempatan ini, yang menjadi Khotib adalah Ust. Isa Anshori. 

Dokpri
Dokpri
Beliau berkhutbah yang berisi tentang 3 hal yang harus menjadi bekal setelah mati. "Setiap yang bernyawa pasti akan mati, atau di ayat lain Allah berfirman: "Walikulli ummatin ajal, faidza jaa ajaluhum Laa yastakhiruuna wala tastaqdimuun." Yang artinya, "Setiap umat pasti menemui ajal (batas), ketika ajal sudah datang tidak dapat ditunda atau tidak dapat dipercepat."

Tiga hal tersebut adalah; Setiap waktu agar melakukan kebaikan, mempersiapkan investasi amal dan selalu berdoa kepada Allah. Karena kematian datang tiba-tiba, maka yang harus kita persiapkan adalah pertama melakukan kebaikan pada setiap saat dalam berucap maupun bersikap. Berusaha apa yang kita lakukan dalam hidup ini memberi manfaat kebaikan diri dan orang lain.

Dokpri/foto bersama dengan Ust. Isa Anshori 
Dokpri/foto bersama dengan Ust. Isa Anshori 

Yang kedua adalah melakukan apa yang disabdakan Nabi; "Ketika anak Adam meninggal dunia, semua amal akan putus kecuali tiga amal, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang bisa mendoakan kedua orang tuanya." Dari Hadis ini kita harus mempunyai investasi amal ketika kita sudah meninggal. Tiga amal tersebut akan mengalir pahalanya walupun kita sudah meninggal dunia.

Yang ketiga kita harus berdoa kepada Allah, bila kita selalu berdoa kepada-Nya. Maka kita selalu ingat pada-Nya, merasa butuh perlindungan dan pertolongan-Nya. Kita berdoa kepada Allah, membuktikan bahwa kita tidak menjadi orang yang sombong. Dan tentunya kita berdoa kepada Allah dengan meninggal dunia dalam keadaan Khusnul khatimah (meninggal dalam keadaan baik)

Dari ketiga persiapan di atas, menjadi siraman hati kita semoga tetap tenang dan tentram dalam menjalani hidup dalam kehidupan. Itulah suatu hal yang ingin saya catat di hari kedua di Bali. Ketika menemani siswa kelas XII SMK PGRI 1 Surabaya melaksanakan Purnawiyata ke-42 di Bali. Semoga bermanfaat.

***

Bali, 06 Mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun