Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Khoirun Nas Anfa'uhum Linnnas

Penulis Novel Islami, Welcome Back to School. Penulis Kumpulan Puisi, Jiwa-Jiwa Penggerak. Belajar Menulis untuk Terus Bisa Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Makna Rinai Hujan di Bulan Suci Ramadhan

2 April 2023   21:57 Diperbarui: 2 April 2023   22:29 2251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Beberapa hari ini kaum muslimin-muslimat menjalankah ibadah puasa, dan pada Ramadhan tahun ini, hujan sering turun membasahi bumi. Memberi kesejukan dalam hati pikiran dan badan. Tentunya kenikmatan dari Allah begitu dahsyat, membersamai orang-orang yang yang sedang berpuasa.

Di tahun-tahun yang lalu saat waktu kecil dulu bulan puasa identik dengan musim kemarau, hawa dunia begitu panas dan beberapa sumber air mengering. Kini, Allah telah memberi rezeki berupa hujan melihat kemampuan hambanya sesuai situasi dan kondisi keimanannya. Banyak sekali manusia di bulan suci ini tidak taat pada Tuhan, imannya lemah dan sungguh lemah sehingga tidak berpuasa. 

Oleh karena itu, hujan secara tidak langsung menjadi solusi bagi orang yang berpuasa pada tahun ini sekaligus memberi kebugaran dan kekuatan pada orang yang menahan panas di tenggorokannya, yaitu dahaga. 

Ketika haus menerpa kerongkongan, membuat kondisi tubuh dan pikiran kurang fit. Maka dalam menjalankan puasa tetap melaksanakan kewajiban salat 5 waktu. Agar tubuh selama seharian menyentuh air, walaupun tidak sepenuhnya menyentuh tubuh, air wudhu dan salat dapat mengurangi kepenatan pikiran dan badan. Apalagi ketika rukuk dan sujud yang cukup lama, akan memberi energi positif ke seluruh tubuh.

Hujan di bulan Ramadhan ini memberi keberkahan, memberi kenikmatan seluruh semesta termasuk kepada hamba yang berpuasa. Orang yang berpuasa, akan menahan dirinya untuk tidak makan dan tidak minum dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. 

Kalau seharian panas mentari menyala dan ketika tengah hari kian membara, membuat manusia ingin membatalkan puasa jikalau tidak bisa menahan beberapa godaan. Maka rinai hujan yang mengguyur bumi, menemani orang-orang yang berpuasa, agar tetap teguh keimanannya.

Bayangkan jikalau selama hari ini berpuasa, mentari begitu panas. Maka banyak orang akan menyerah, dan menyepelekan keutamaan, tujuan, dan kewajiban puasa. Sungguh hujan adalah bagian dari kenikmatan dari Allah, belum rezeki lain yang menjadi fasilitas manusia. Seluruh kenikmatan yang diberikan kepada manusia adalah dari Allah, apakah mereka lupa bahwa semua itu pemberian dari Allah. 

Sungguh berdosa bagi mereka yang meninggakan kewajiban. Puasa adalah Fardu ain, yang wajib dikerjakan setiap insan. Bila mereka tidak bisa berpuasa hari ini, Allah memberi keringanan agar puasa tersebut diganti dengan hari yang lain. Namun perlu diketahui puasa yang diganti hari yang lain tidak seperti yang dilakukan pada waktu bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan adalah penuh berkah, bulan penuh Pengampun dosa, segala pahala dilipatgandakan. Namun, kebanyakan manusia lalai akan perintah-Nya dan menjauhi bulan suci Ramadhan ini. Sungguh bila mereka tidak berpuasa tanpa udzur ada ancaman dari Allah SWT. Di salah satu hadits disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

"Dari Abu Umamah berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: Pada saat aku tidur, aku bermimpi didatangi dua malaikat membawa pundakku. Kemudian mereka membawaku, saat itu aku mendapati suatu kaum yang bergantungan, dari mulutnya yang pecah keluar darah. Aku bertanya siapa mereka? Ia menjawab: Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum diperbolehkan waktunya berbuka puasa." (HR. An-Nasa'i)

Hadist di atas mengingatkan kita, untuk tidak berbuka puasa sebelum waktunya. Semua perintah Allah sebenarnya kembali kepada kita sendiri. Allah memerintahkan kita berpuasa, agar supaya bertaqwa. Agar kita takut berbuat dosa. Maka saat kita diberi nikmat kesehatan, maka bersyukurlah kepada-Nya. Dari seluruh anggota tubuh ini berdetak, bergerak menuju rida Allah dan beribadah kepada-Nya.

Allah berfirman: "Wama kholaktul Jinna walinsa Illa liya'budun" yang artinya "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (Az-Zariat: 56)

Sekali lagi kita diperintahkan oleh Allah untuk beribadah, manfaatnya adalah kembali pada diri kita sendiri. Kita selama satu tahun, 11 bulan telah tak berhenti makan dan minum, dan satu bulan Ramadhan ini kita untuk beristirahat, untuk berhati-hati mengkonsumsi makanan dan minuman. Mumpung di bulan puasa ini rinai hujan diizinkan Allah untuk turun ke bumi. Mari puasa kita, amal ibadah yang lain lebih ditingkatkan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun