Kota tua, siapa sih yang tidak kenal tempat wisata yang cukup terkenal ini. Di mana ketika kita berwisata pada kota tua ini, Kita seakan-akan merasakan kembali ke zaman penjajahan Belanda. Di mana bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur yang khas cukup banyak tersebar. salah satunya adalah Gedung Stadhuis atau Orang orang biasa menyebutnya dengan nama Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah.Â
Mungkin beberapa dari kalian sudah tahu akan sejarah berdirinya gedung tersebut, namun jika belum di sini saya akan membahas sejarah gedung tersebut seperti dari kapan didirikannya, Siapa tokoh dibalik berdirinya gedung tersebut, Gaya arsitekturnya, fungsinya hingga fungsinya setelah kemerdekaan dan beberapa koleksinya yang menarik.
Mungkin beberapa dari kalian banyak yang mengetahui nama gedung tersebut adalah Museum sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah. sebenarnya tidak ada yang salah dari kedua nama tersebut namun kalian juga perlu mengetahui bahwa sebelum kemerdekaan Dikutip dari website museum.kemdibud.go.id, gedung yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat. Bangunan ini dahulu merupakan Balai Kota Batavia (bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia)Â
Sejarah Berdirinya
Dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan pada tanggal 10 Juli 1710 bangunan gedung Balai Kota ini diresmikan oleh Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck sesuai dengan Prasasti yang ada di Museum Sejarah Jakarta.1
Gaya Arsitektur
Gedung Ini dibangun menyerupai istana dam di Amsterdam. Gedung ini terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.Â
Fungsi Awal
Dikutip dari laman situs Goodnewsfromindonesia.id Sebelum beralih fungsi seperti sekarang dahulu gedung ini berfungsi sebagai balai kota Batavia. Selain berfungsi sebagai berikut:
- Dewan Pengadilan
- kantor
- Dan Juga Penjara
- tempat Ibadah
