Pada tahap terakhir dari penelitian ini adalah mendefinisikan model yang menggambarkan hubungan antara variabel penjelas dan jumlah emisi CO2 yang dihasilkan. Pada tahap ini peneliti menggunakan regresi linear untuk melakukan analisis.
Setelah melalui proses perhitungan yang kompleks, para ilmuwan sukses dalam menghasilkan ramalan menggunakan Artificial Neural Network yang didasarkan pada koleksi data yang mewakili fenomena yang dimodelkan. Investigasi dan model ini memungkinkan dilakukannya analisis sensitivitas untuk menghitung setiap parameter input dari neural network terhadap emisi total. Hasil yang diperoleh dari analisis diatas menunjukkan bahwa penggunaan batu bara merupakan penyebab terbesar dalam meningkatnya emisi CO2 di polandia pada saat itu.
Meskipun menggunakan perhitungan yang rumit dan waktu yang cukup panjang, sistem  berbasis Artificial Neural Network kemungkinan besar dapat diaplikasikan di Indonesia yang memiliki fenomena yang mirip kasus diatas. Beberapa tahun kebelakang, Indonesia bahkan berada di posisi ke 5 penyumbang CO2 terbesar di dunia.Â
Maka dari itu, hendaknya pemerintah dapat mendukung secara maksimal penerapan teknologi ini . Pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence dengan benar dapat membantu menemukan akar permasalahan emisi karbon secara efektif untuk mengambil tindakan yang terbaik dan efisien guna mengurangi emisi karbon yang ada di Indonesia . Hal ini bertujuan demi kualitas lingkungan yang lebih baik di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H