Mohon tunggu...
M. Hikmal Yazid
M. Hikmal Yazid Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Momok Kemiskinan Semakin Nyata

19 Agustus 2024   18:41 Diperbarui: 19 Agustus 2024   18:45 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita mengenai seorang driver ojek online yang meninggal dunia akibat kelaparan di Medan, Sumatera Utara, sangat mengguncang hati dan pikiran. Peristiwa ini menggambarkan betapa rapuhnya kondisi sosial ekonomi di tengah masyarakat kita, terutama bagi mereka yang berada di lapisan bawah ekonomi. Ketika mendengar tragedi seperti ini, perasaan yang muncul adalah kombinasi antara kesedihan mendalam, kemarahan terhadap ketidakadilan, dan rasa tanggung jawab untuk mencari solusi.

Pandangan Terhadap Peristiwa Ini

Peristiwa ini mencerminkan masalah struktural yang lebih dalam dalam masyarakat kita, di mana kemiskinan ekstrem dan ketidaksetaraan ekonomi menciptakan situasi di mana orang-orang yang bekerja keras masih tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka. Di tengah kota besar seperti Medan, yang seharusnya menawarkan peluang, justru terdapat orang-orang yang terperangkap dalam lingkaran kemiskinan tanpa jalan keluar.

Pembelajaran dari Peristiwa Ini

Peristiwa ini mengingatkan kita akan urgensi untuk menangani masalah kemiskinan dan ketidaksetaraan secara lebih serius dan sistematis. Ini bukan hanya tentang satu orang atau satu keluarga, tetapi tentang bagaimana sistem sosial dan ekonomi kita memungkinkan tragedi seperti ini terjadi. Ini menunjukkan bahwa kita perlu mengubah cara kita memandang pekerjaan informal dan sektor ekonomi rendah, serta memberikan perlindungan sosial yang lebih kuat bagi mereka yang berada di dalamnya.

Cara Mencegah Kejadian Serupa di Masa Depan

Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah tragedi seperti ini terulang:

  1. Peningkatan Jaminan Sosial dan Bantuan Langsung: Pemerintah harus memastikan bahwa orang-orang yang bekerja di sektor informal memiliki akses ke jaminan sosial, seperti asuransi kesehatan dan bantuan langsung tunai ketika mereka tidak bisa bekerja.

  2. Penguatan Ekonomi Rakyat: Melalui program-program pemberdayaan ekonomi, pemerintah bisa membantu masyarakat bawah untuk mendapatkan penghasilan yang lebih stabil dan berkelanjutan. Pelatihan keterampilan, akses ke modal usaha, dan dukungan terhadap usaha kecil bisa menjadi langkah konkret.

  3. Pengawasan dan Intervensi Sosial: Lembaga-lembaga sosial dan pemerintah lokal harus lebih aktif dalam mengawasi kondisi masyarakat miskin dan segera melakukan intervensi ketika ditemukan kasus kelaparan atau kemiskinan ekstrem.

  4. Kolaborasi Masyarakat dan Gotong Royong: Masyarakat bisa kembali menghidupkan semangat gotong royong, dengan mendirikan pos-pos bantuan pangan, menyediakan dapur umum, dan mengorganisir bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Komunitas lokal harus lebih waspada dan saling peduli.

  5. Kebijakan Pemerintah yang Lebih Inklusif: Pemerintah harus menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan manusia, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap kemiskinan.

Mengedepankan Gotong Royong dan Kolaborasi

Gotong royong adalah nilai yang sudah mendarah daging dalam budaya kita. Di tengah tantangan zaman modern, nilai ini sering terlupakan atau tergeser oleh individualisme dan materialisme. Untuk mengatasi masalah seperti ini, kita perlu kembali mengedepankan gotong royong sebagai cara untuk saling membantu dan menjaga satu sama lain.

  1. Membangun Komunitas yang Lebih Erat: Membentuk jaringan solidaritas di tingkat komunitas lokal bisa membantu mencegah kasus-kasus tragis seperti ini. Dengan saling mengenal dan memperhatikan satu sama lain, kita bisa lebih cepat mendeteksi masalah dan memberikan bantuan.

  2. Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan LSM: Perusahaan, LSM, dan organisasi kemasyarakatan bisa bekerja sama untuk menciptakan program-program yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Contohnya, program CSR perusahaan bisa diarahkan untuk mendukung pengentasan kemiskinan secara lebih efektif.

  3. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya solidaritas dan memberikan pemahaman tentang cara membantu orang lain dalam kesulitan bisa memperkuat ikatan sosial dan membangun ketahanan komunitas.

Langkah Nyata dari Pemerintah

Pemerintah memiliki peran sentral dalam mencegah tragedi seperti ini melalui kebijakan yang tepat sasaran dan responsif. Beberapa langkah yang bisa dilakukan termasuk:

  1. Reformasi Kebijakan Sosial: Melakukan reformasi pada sistem jaminan sosial dan perlindungan sosial agar lebih inklusif dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang bekerja di sektor informal.

  2. Peningkatan Upah Minimum dan Perlindungan Tenaga Kerja: Mengkaji ulang upah minimum dan memastikan perlindungan hak-hak pekerja, termasuk mereka yang bekerja di sektor informal seperti driver ojek online.

  3. Penyediaan Layanan Kesehatan dan Pangan yang Terjangkau: Membuka akses yang lebih luas ke layanan kesehatan dan kebutuhan pangan dengan harga yang terjangkau atau melalui program subsidi khusus bagi masyarakat miskin.

Peristiwa tragis ini bukan hanya sebuah kejadian yang menyedihkan, tetapi juga sebuah panggilan untuk bertindak. Ini adalah pengingat bahwa kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan kemanusiaan yang harus ditangani dengan hati-hati, empati, dan tindakan nyata. Dengan gotong royong dan kolaborasi, serta kebijakan pemerintah yang tepat dan inklusif, kita bisa memastikan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang, dan semua orang di sekitar kita bisa hidup dengan layak dan bermartabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun