Best Practices Menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi dan dampak) pada layanan Bimbingan Kelompok teknik Sisiodrama dengan topik "Bahaya Pergaulan Bebas dikalangan Pelajar"
Situasi :
Pergaulan bebas merupakan hal yang sudah sering terjadi pada saat ini, bahkan sudah menyebar luas bukan hanya terjadi di kota-kota besar saja, namun sudah sampai ke pelosok desa, hal tersebut bisa terjadi karena perkembangan teknologi yang begitu pesat, dan sangat disayangkan sekali kemajuan teknologi yang begitu pesat tidak diimbangi oleh kesiapan mental generasi muda disaat ini. Pergaulan bebas merupakan hal yang sangat meresahkan bagi orang tua, sekolah, maupun negara, karena itu dapat merusak moral bangsa dan dapat merusak generasi penerus bangsa. Pergaulan bebas yang marak terjadi dikalangan pelajar antara lain : Penyalahgunaan obat-obat terlarang, Tawuran antar pelajar, seks bebas yang dapat menyebabkan kehamilan diluar nikah, dll. Banyak contoh yang terjadi dikalangan pelajar yang melakukan atau terjerumus ke dalam pergaulan bebas, sehingga harus rela kehilangan masa depannya karena sesuai dengan peraturan kebanyakan sekolah yang tidak menghendaki jika siswanya terjerumus kedalam pergaulan bebas, jika sudah terjadi demikian maka hal yang bisa dilakukan oleh siswa yg mengalami hal tersebut hanyalah keluar dari sekolah, atau pindah kesekolah lain, itu dapat merugian peserta didik itu sendiri karena harus beradaptasi dengan sekolah baru, serta mendapatkan cap tidak baik dari teman, maupun lingkungan rumahnya. Dampak lain yang bisa merasakan dari akibat pergaulan bebas adalah sekolah, apabila ada salah satu peserta didik didalam satu sekolah terindikasi terjerumus kedalam pergaulan bebas maka sekolah juga ikut mendapatkan dampaknya yaitu berupa pencemaran nama baik, serta tingkat kepercayaan warga masyarakat sekitar terhadap sekolah itu sendiri bisa berkurang dan untuk menumbuhkan kepercayaan warga masyarakat sekitar membutuhkan waktu yang cukup lama, selain itu peserta didik yang satu sekolah dan tidak ikut terjerumus juga bisa mendapatkan label tidak baik akibat perilaku salah satu peserta didik yang terjerumus kedalam pergaulan bebas. Mengingat begitu kompeleks dampak yang bisa ditimbulkan dari pergaulan bebas tersebut maka perlu adanya langkah preventif (pencegahan) agar hal tersebut tidak terjadi dilingkungan sekolah. Salah satu yang bisa melakukan langkah preventif tersebut yaitu guru BK melalui komponen layanan dasar berupa layanan Bimbingan kelompok dengan topik tugas "bahaya pergaulan bebas dikalangan pelajar" dengan menggunakan teknik sosiodrama.
Bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik sosiodrama bisa menjadi salah satu langkah yang bisa diterapkan untuk mencegah pergaulan bebas, karena dalam bimbingan kelompok yang dibahas adalah topik atau isu-isu yang sedang marak terjadi, dan diharapkan delam kegiatan kelompok tersebut bisa saling bertukar pendapat dan bertukar pengalaman terkait topik yang dibahas, sedangkan teknik sosiodrama itu mengajak anggota kelompok untuk merasakan secara langsung melalui drama yang sudah disiapkan sebelumnya sehingga anggota kelompok bisa membayangkan kondisi atau situasi secara nyata, dengan harapan anggota kelompok bisa mengantisipasi apabila disuatu saat nanti terjadi pada dirinya.
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok peran dan tanggung jawab guru BK (penulis) adalah sebagai pemimpin kelompok dan memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan proses jalannya bimbingan kelompok fokus kepada topik yang dibahas dengan memanfaatkan dinamika kelompok, serta mengarahkan pelaksanaan sosiodrama agar bisa terlaksana secara riil (nyata) dan sesuai dengan apa yang diharapkan agar tujuan dari pemberian layanan dapat tercapai dengan baik.
Tantangan :
Pada praktik pelaksanaan bimbingan kelompok (BKp) yang sudah dilakukan tentunya ada tantangan atau hambatan yang dialami, antara lain : waktu pemberian layanan yang cukup lama sehingga harus koordinasi dengan guru mapel selanjutnya, tempat pelaksanaan layanan BKp yang kurang kondusif karena siswa sudah berangkat dan tidak ada ruang khusus untuk kegiatan kelompok, siswa yang tidak terlibat dalam layanan BKp tidak kondusif, permainan drama yang tidak maksimal, terdapat siswa yang masih malu-malu dalam menyampaikan ide gagasan, tanggapan dan saran selama proses layanan BKp berlangsung.
Layanan bimbingan kelompok ini melibatkan 10 peserta didik kelas X DKV 1, yang berdasarkan hasil analisis AKPD yang diberikan diawal tahun  pelajaran mengisi item pernyataan tentang belum memahami tentang kenakalan remaja (pergaulan bebas) selain itu sebagai dasar pengambilan topik didasarkan pada isu-isu yang sedang hangat terjadi pada masa sekarang. Guru mapel lain yang dimintai jamnya untuk pelaksanaan layanan BKp itu sendiri, teman guru BK sejawat untuk dimintai masukan dan saran untuk pelaksanaan BKp, serta Bapak kepala SMK N 1 Tonjong yang sudah memberikan izinnya selaku pimpinan sehingga pelaksanaan layanan BKp dapat terlaksana.
Aksi :
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan antara lain : Berkoordinasi dengan guru mapel setelah jam mapel BK serta minta izin beberapa anak untuk mengikuti layanan Bimbingan kelompok mengingat waktu pelaksanaan layanan 2x45 menit dua jam pelajaran(90 menit), mencari ruangan yang jauh dari kebisingan dari peserta didik yang lain serta agak longgar sehingga guru BK memanfaatkan ruang pertemuan dewan guru, mengkondisikan peserta didik yang tidak terlibat dalam layanan bimbingan kelompok secara langsung untuk menjadi pengamat sekaligus menjadi wawasan pengetahuan baru terkait layanan BKp yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya, memberikan waktu kepada anggota kelompok untuk berlatih drama dan mempelajari karakter tiap peran agar pelaksanaan drama bisa maksimal, memotivasi siswa agar berperan aktif dalam menyampaikan ide-ide gagasan, saran dan tanggapan terkait topik yang dibahas menggunakan bahasa yang baik dan benar dan menjadikan layanan BKp sebagai latihan dalam berpendapat dilingkup kelompok.Â
Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan layanan BKp yitu menggunakan teknik sosiodrama dengan harapan siswa mampu merasakan langsung terkait dengan topik yang dibahas melalui drama yang sudah dipersiapkan oleh pemimpin kelompok sebelumnya. Proses pelaksanaan BKp dengan teknik sosiodrama, pada tahap awal PK menerima kehadiran AK, memimpin do'a, dilanjutkan dengan penjelasan BKp serta teknik sosiodrama, setelah itu PK menanyakan kesiapan untuk lanjut ke tahap inti, PK menjelaskan topik, kemudian AK melaksanakan sosiodrama dengan naskah drama, setelah selesai AK diminta untuk membahas secara tuntas terkait topik dan drama yang sudah diperankan, kemudian menyampaikan kesimpulan serta tindak lanjut dan mengevaluasi pelaksanaan BKp yang telah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan BKp teknik sosiodrama semua AK dilibatkan tanpa terkecuali.