Pada saat ini permainan lato-lato lagi viral dan digandrungi anak-anak Indonesia. Permainan lato-lato memiliki sisi positif dan sisi negatif bagi perkembangan anak-anak. Salah satu dampak positif perkembangan permainan lato-lato adalah momen bagi orang tua untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget. Bermain lato-lato dengan temannya tentu akan membangun interaksi sosial antar anak dan mengurangi dampak negatif dari gadget.
Di sinilah Generasi Z, yang terkadang disebut sebagai generasi "alien" dan "generasi yang suka rebahan", akan mengembangkan hubungan sosial mereka. Mainan lato-lato juga dapat membantu anak-anak mengembangkan perspektif yang berorientasi pada proses. Ia percaya bahwa anak-anak akan memahami bahwa kesuksesan adalah sebuah proses dan bukan sesuatu yang langsung terjadi begitu saja.Â
Dengan menekankan bahwa latihan membuat sempurna, bahwa proses adalah kuncinya, dan bahwa tidak ada yang namanya kesuksesan yang langsung terjadi. Secara tidak sengaja, anak-anak yang bermain lato-lato akan berusaha membuat teman-temannya terkesan dengan kemampuan mereka. Hal ini tidak diragukan lagi dapat memberikan dampak yang baik bagi kemampuan anak untuk mengembangkan konsep diri yang positif.
Orang tua dapat memiliki ruang untuk memuji anak-anak mereka ketika mereka menunjukkan keterampilan mereka dengan bermain lato-lato selain bersama anak-anak seusianya. Ini bisa menjadi kesempatan bagi orang tua dan anak-anak untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama, serta cara bagi orang tua untuk menunjukkan kepada anak-anak mereka bahwa mereka mengenali kemampuan mereka dan membantu mereka memahami nilai-nilai positif. Untuk perkembangan mereka di masa depan, hal ini sangat penting.
Namun, jika anak dan orang tua tidak dapat mengontrol waktu bermain, hal ini juga dapat berdampak buruk pada anak. Permainan lato-lato juga berpotensi membuat anak-anak merasa tidak mampu jika mereka tidak berhasil melakukannya. Untuk menghindari membahayakan pemain atau orang lain di dekatnya saat bermain, diperlukan fokus dan konsentrasi penuh.
Dilansir berdasarkan akun resmi Instagram Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, dijelaskan mengenai sejarah lato-lato, manfaat, dan bahayanya.
Sejarah lato-lato
Lato-lato adalah permainan tradisional yang berasal dari luar negeri. Dulunya, pertama kali dimainkan oleh anak-anak di wilayah Britania, Amerika Serikat pada 1960-an. Dengan sebutan Klackers Balls atau Clackers Balls, pada awal munculnya lato-lato itu material yang digunakan ialah bahan tempered glass atau kaca Kristal. Hingga akhirnya FDA Amerika Serikat sempat melarang lato-lato pada tahun 1971.
Permainan ini dianggap berbahaya karena mudah pecah dan melukai anak-anak. Kemudian, lato-lato mulai masuk ke Indonesia pada 1990-an dengan nama Tek-Tek/ Katto-Katto, mainan ini populer dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Untuk bentuk mainan tidak berubah, hanya saja tidak menggunakan kaca temper, tetapi dengan material plastik polimer/flate.
Manfaat lato-lato
1. Melatih fokus dan konsentrasi.
2. Melatih gerak motorik anak dan koordinasi kognitif.
3. Mengurangi ketergantungan anak pada gawai dan kecanduan game online.
4. Tingkatkan perkembangan Sosial dan Emosional anak.
5. Timbulkan kesenangan dan kegembiraan.
Bahaya lato-lato
1. Membuat kecanduan sehingga lupa waktu dan tempat.
2. Apabila tidak hati-hati dapat mencederai anggota tubuh dan orang di sekitar.
3. Menyebabkan pencemaran suara atau kebisingan.
4. Menggangu waktu belajar.
5. Saat diajak bicara lebih fokus pada lato-lato.
Tips aman bermain lato-latoÂ
Untuk itu, para orangtua juga harus memberikan pengawasan jika anaknya bermain lato-lato. Pemerhati anak, Retno Listyarti memberikan tips bermain lato-lato yang aman bagi anak.
1. Melakukan pengawasan, seperti dimainkan di tempat yang tepat, pada usia anak tepat, dan pendampingan orangtua untuk keselamatan anak itu sendiri.
2. Memastikan lato-lato yang dimainkan berbahan aman, dan tak mudah pecah meski dibenturkan berkali-kali.
3. Mengimbau agar usia anak dimulai 8 tahun ke atas.
4. Mendorong para orangtua memiliki aturan main agar anak tidak kelelahan fisiknya terutama bagian tangan dan kaki.
5. Mendorong para orangtua juga memastikan tali lato-lato kuat dan tidak mudah putus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H