Mohon tunggu...
M MaulanaAsyhar
M MaulanaAsyhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Pernah menempuh pendidikan di MI Miftahul Huda 1 Tegalpare, MTsN 4 Banyuwangi, SMAN 1 GIRI Banyuwangi, dan sedang menempuh pendidikan di Universitas Jember, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin. Jumlah anggota keluarga 4 orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membuat Abon Ikan di Desa Mangrove

25 Agustus 2021   10:47 Diperbarui: 28 Agustus 2021   19:07 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, terletak di ujung timur pulau Jawa, bisa ditempuh sekitar satu setengah jam dari pusat Kota Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah kota di Jawa Timur yang memiliki  destinasi wisata terbanyak. 

Destinasi wisata yang paling terkenal adalah Gunung Ijen, siapa yang tidak tau Gunung Ijen dengan blue fire nya yang hanya ada 2 didunia. Banyak para pelancong atau wisatawan dari dalam negeri maupun mancan negara yang datang untuk menikmati destinasi wisata yang ada di Banyuwangi.

Desa Wringinputih juga memiliki destinasi wisata yang khas di Banyuwangi, yaitu wisata mangrove. Wisata ini menyuguhkan pemandangan bakau dan biota yang ada didalamnya, hewan yang paling khas dan memiliki habitat hidup asli di hutan bakau adalah burung bangau. 

Desa Wringinputih memiliki wilayah seluas 15,24 km persegi dengan jumlah penduduk 12.662 jiwa dan kepadatan 830,84 jiwa/km persegi.

Mata pencaharian masyarakat Desa Wringinputih salah satunya adalah petani, dengan berbagai komoditas yang ada seperti padi, semangka, melon, jagung, lombok, buah naga, jeruk, dan lain-lain. Masyarakat Desa Wringinputih juga ada yang bermata pencaharian nelayan, buruh pabrik atau buruh tani, pedagang dan sebagian kecil pegawai kantor. 

Di wilayah pesisir, selain terdapat mangrove juga terdapat tambak yang dikelola oleh para petani tambak, dengan komoditas nya yaitu udang segar.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dari sekian banyak mata pencaharian masyarakat Desa Wringinputih dapat disimpulkan bahwa rata-rata mereka bergantung dengan alam terutama kekayaan perikanan. 

Meski dengan kekayaan alam yang melimpah banyak kendala tentang pemanfaatannya, seperti kurangnya kiat masyarakat untuk berinovasi, dan saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi Covid-19. Pemerintah terus mendukung warganya untuk bisa bertahan dengan meningkatkan produktivitas sehingga kondisi ekonomi di Indonesia bisa membaik.

Selain peran pemerintah, dibutuhkan juga peran mahasiswa untuk ikut andil dalam membantu memulihkan perekonomian di Indonesia. Banyak program-program pengabdian dari berbagai Universitas yang ditujukan agar mahasiswanya dapat mengabdi kepada masyarakat, salah satunya program KKN (kuliah kerja nyata). 

Tahun 2021 Universitas Jember (http://unej.ac.id)  kembali melaksanakan program KKN dengan tema KKN Back to Village 3. Penulis merupakan salah satu dari peserta program KKN tersebut sebagai anggota kelompok 6. Penulis melaksanakan KKN di desa asal yaitu Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Penulis mengajak masyarakat Desa Wringinputih untuk memanfaatkan potensi lokal perikanan dengan merintis usaha pembuatan abon ikan tuna. Alasan penulis memilih abon ikan tuna yaitu yang pertama belum ada produk tersebut yang dipasarkan di Desa Wringinpuith, dan kedua wilayah desa memiliki potensi perikanan besar. 

Penulis mengajak merintis usaha mulai dari pengolahan/produksi, pengemasan, sampai pemasaran yang dilakukan secara langsung maupun dengan media online.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Daging ikan tuna memiliki tekstur yang tidak mudah hancur, sehingga sangat cocok diolah menjadi abon. Membuat abon ikan itu cukup mudah, untuk bahannya yaitu ikan laut segar (tuna, tongkol cakalang, dll), bawang merah, bawang putih, ketumbar, kencur, cabai merah, gula pasir, garam, penyedap, dan minyak untuk menggoreng, bisa ditambahkan juga perasa untuk varian rasa. 

Pembuatannya diawali dengan mengukus ikan, namun sebelumnya telah dibuang sisik dan isi perutnya, setelah matang ikan akan dipisahkan dengan tulang, kepala, dan ekornya. Selanjutnya ikan akan di hancurkan sampai terbentuk cikal bakal abon, dan kemudian di campur dengan bahan bumbu tadi. Proses terakhir pembuatan ini adalah penggorengan abon sampai berwarna kecoklatan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Setelah produk jadi, produk akan dikemas dan kemudian akan dipasarkan. Filosofi yang tersirat dari pembuatan abon yaitu kesabaran, kesabaran merupakan kunci utama untuk membuat masakan yang bercita rasa tinggi. 

Harapan penulis adalah masyarakat mampu terus berinovasi untuk meningkatkan perekonomian dengan memanfaatkan secara maksimal potensi lokal di desanya. Semoga pandemi Covid-19 segera usai, dan seluruh kegiatan masyarakat diberbagai sektor bisa kembali normal bahkan meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun