Mohon tunggu...
M Taufan
M Taufan Mohon Tunggu... Buruh - Butiran Debu NU

Menjelajah dimensi lain dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keturunan Wali Songo di Tubuh NU Itu...

22 Maret 2022   15:59 Diperbarui: 22 Maret 2022   16:03 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pakar Sejarah dari Universitas Indonesia, Muhammad Iskandar mengatakan bahwa garis keturunan Wali Songo itu bersambung hingga Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam yang berasal dari putri Rasulullah SAW, yakni Sayyidatuna Fathimah RA. Menurutnya, garis keturunannya bermula dari Sunan Gresik atau yang lebih dikenal dengan Maulana Malik Ibrahim.

Iskandar menjelaskan,  Nasab As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim berada di catatan As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini yang dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa jilid.

Dalam masyarakat santri Jawa, Maulana Malik Ibrahim dipandang sebagai gurunya-guru tradisi pesantren di tanah Jawa juga merupakan Spiritual Father Walisongo, dan ternyata baik dari sisi sanad atau nasab, tidak sedikit pesantren-pesantren tua di Indonesia terindikasi memiliki ketersambungan kepada Rasulullah SAW melalui jalur Wali Songo.

Selain di pesantren, para keturunan Wali Songo dan semangat berislam ala Wali Songo juga bisa kita jumpai di jam'iyah Nahdlatul Ulama. Menurut Choirul Anam dalam bukunya Pertumbuhan dan Perkembangan NU mengatakan : “(NU) adalah kelanjutan dari gerakan Wali Songo dan ulama penyebar Islam lainnya. Selama ratusan tahun, sambung-menyambung, para ulama bergerak mempertahankan Islam di Nusantara,” katanya.

Meski kebanyakan dari mereka kurang berkenan mengakui apalagi mendeklarasikan diri kepada khalayak ramai bahwa dirinya adalah keturunan Wali Songo, apalagi mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam, atau bahkan sekedar mengaku sebagai anak Kyai-pun tak sedikit yang merasa malu, karena khawatir tak mampu menjaga kehormatan orang tuanya, selain alasan atau faktor lainnya.

Di Nahdlatul Ulama dan pesantren-pesantren NU orang-orang yang memiliki nasab yang bersambung kepada orang-orang mulia atau Wali Songo, sekedar disebut "Gus", "Kang Ayip" atau "Ceng" saja, itu sudah paling keren dan tentu bukan sekedar keren saja, dibalik panggilan penghormatan tersebut ada tanggung jawab yang berat sebagai tanda bahwa beliau adalah anak kyai / keturunan Kyai, bahkan sebagian dari mereka ada yang tidak terlalu peduli dengan sebutan-sebutan penghormatan.

Seperti almarhum almaghfurlah KH.Abdurrahman Wahid cucu al-'Alim al-'Allamah Hadlrotusy Syeikh Muhammad Hasyim Asy'ari ( Pendiri NU ) beliau adalah dzurriyah Wali Songo ( Sunan Giri ) tapi publik lebih akrab menyebutnya "Gus Dur" saja, juga Abuya KH.Said Aqil Siradj ( Ketua Umum PBNU ) beliau adalah keturunan Syekh Sayrif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ) tapi beliau tidak pernah mendeklarasikan diri kepada publik bahwa dirinya adalah seorang Habib, jika merujuk sebutan habib adalah orang yang memiliki nasab dari jalur ayah yang bersambung kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam.

Jika tidak disertai tanggung jawab moral yang baik, nasab mulia seseorang, belakangan memang seringkali hanya dijadikan sebagai alat untuk meraih eksistensi dan mendapatkan pengaruh ditengah masyarakat, baik untuk kepentingan pribadinya atau bahkan untuk kepentingan politik, dengan memanfaatkan doktrin agama sebagai legitimasi dan alat untuk mengintimidasi umat.

Wallahu a'lam bishowab.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْصَلَاةً تُرَغِّبُ وَتُنَشِّطُ
 وَتُحَمِّسُ بِهَا الْجِهَادْ لِإِحْيَاءْ، وَإِعْلَاءِ دِيْنِ الْإِسْلَامْ
وَإِظْهَارِ شَعَائِرِهْ عَلَى طَرِيْقَةِ، جَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءْ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

M. Taufan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun