Seperti hari-hari biasa sepulang kantor, saya menyempatkan diri untuk jogging. Selesai jogging tidak disangka food court tempat biasa saya makan tutup pada hari itu untuk dibersihkan. Dalam hati, saya berkata “mumpung ga ada yang jual makanan, kesempatan nih buat makan indomie yang sudah dibeli beberapa minggu lalu.” Ceritanya beberapa minggu lalu, diNTUC fair price(supermarket di Singapore) mulai stok indomie lagi. Sambil membaca kesibukan anggota dpr (KMP dan KIH) saya menyantap indomie goreng putih yang klasik itu, pembantu dirumah saya menghampiri saya berkata “Koh, ternyata suka indomie juga yah? saya baru tau loh tenyata indomie punya Malaysia.”. Saya yang jarang makan mie instantpun penasaran dan mengecek label di indomie tersebut. Hasilnya ?, ternyata indomie adalah produk Malaysia.
[caption id="attachment_335151" align="alignnone" width="338" caption="Terlihat tulisan "]
Keesokan harinya saya pergi ke Giant Hyper mengecek indomie rasa cabe ijo dan rendang untuk triple confirm (kebiasaan kerja disini confirm sekali ga cukup). Hasilnya?
[caption id="attachment_335134" align="alignnone" width="443" caption="Indomie cabe ijo"]
Cabe ijo adalah produk Malaysia.
[caption id="attachment_335139" align="alignnone" width="332" caption="Product of Indonesia"]
Sementara indomie rasa rendang adalah produk Indonesia.
Apakah ini dapat menjadi bukti tambahan klo apa yang pernah dikatakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan kita ibu Susi Pudjiastuti bahwa Malaysia berani maling terang-terangan adalah benar?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI