Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keheroan Seorang Nikmir

28 November 2020   10:26 Diperbarui: 28 November 2020   10:29 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: idntodays.com

Nikmir emang gak ada akhlak! Habib dilawan! Kena geruduk deh lu.

Itu yang saya lihat dari kelakuan Si Nyai dalam beberapa pekan ini. Hampir seluruh media online membicarakan tentang dirinya. Cuitannya di story Instagram hingga adu perang lewat unggahan video. Salut Nyai...

Bukan Nyai namanya jika ia tidak berani melawan. Lihat saja, ratusan pendukung FPI pun ia hadapi. Malah ia sesumbar akan memanggil pasukannya dari golongan makhluk halus. Pasukan Jin. Bayangkan. Ini jin lho. Bukan pasukan abal-abal. Amazing banget kan Si Nyai?.

Bukan  masalah cuitannya yang diperdebatkan. Bukan perkara siapa yang dimaksud tukang obat oleh Si Nyai. Namun esensi di dalam cuitan itu. Paham kan maksud saya? Bagus deh.

Di sisi lain, golongan penentang pasukan sorban putih HRS tak mau kalah. Mereka menyerang balik sebagai bentuk dukungan untuk Si Nyai. Muncul deh dua kubu. Nikita VS Rizieq.

Hingga detik ini, pertarungan mereka masih berlanjut. Seolah-olah saya menonton film Marvel berjudul Black Widow VS Thor Season 1. Kok? Iya benar. Jangan melongo gitu. Karena sudah bisa dipastikan akan ada season-season berikutnya. Yakin deh gue.

***

Dalam ajaran agama saya, tepatnya disebutkan di dalam sebuah Surat Fushilat ayat 34 yang berbunyi "Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia".

Apa sudah nangkap maksudnya? Baiklah akan coba saya jelaskan. Esensinya begini, jika ada orang lain, baik itu saudara atau teman kita yang melakukan keburukan terhadap diri kita secara lisan maupun perbuatan, hendaknya kita balas dengan kebaikan.

Bahkan jika kita sanggup, maafkanlah. Balas mereka dengan perkataan lembut. Yakinlah, jika kita melakukan hal itu, mereka yang menjelek-jelekkan kita akan berbalik menyukai kita.

Tapi kayaknya pesan dalam ayat di atas tidak berlaku di zaman sekarang ini deh. Lha kok bisa? Bisa dong. Gimana enggak, terkadang kebaikan pun bisa bermakna kejahatan di mata orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun