Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

4 Konsep Orang Jepang tentang Pikiran

23 Oktober 2020   09:39 Diperbarui: 23 Oktober 2020   09:49 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang memiliki budaya dan filosofi yang kaya dan terkenal. Lihat saja Kon Mari, Wabi Sabi, Ikigai hingga Kaizen serta yang lainnya. Kita semua telah mengenalnya. Apabila kita baru mengenalnya, ada banyak literatur baik itu online ataupun offline yang bisa kita jadikan referensi bacaan.

Kali ini penulis akan memperkenalkan 4 macam konsep untuk mengubah cara pandang kita terhadap pikiran kita. Mengapa begitu penting memberi perhatian pada apa yang kita pikirkan? Karena di zaman serba digital dengan mobilitas yang tinggi, menuntut kita untuk berpikir secara cepat dan sistematis. 

Detik demi detik kita seolah disodori oleh ribuan informasi dalam satu genggaman. Yakni ponsel pintar. Apabila kita tidak pandai mengontrol apa yang kita pikirkan, kita akan tenggelam dan larut di dalamnya dan tidak bisa mengendalikannya. Akibat yang sering muncul adalah stres dan depresi.

Kita sering kali dapat membiarkan pikiran kita melayang dan dipaksa untuk bereaksi terhadap tantangan yang dilemparkan kehidupan kepada kita. Contoh sederhana adalah saat kita mendapat komentar atas postingan di sosial media kita. dengan serta merta tanpa kita cerna, kita akan langsung membalas komentar itu. Tanpa memikirkan efeknya terhadap diri kita dan orang yang membaca komentar kita.Di akhir hari saat malam datang menjelang, kita menjadi lelah. Baik fisik maupun mental.

Untungnya, kita bisa mengatasi semua itu dengan menerapkan 4 konsep pikiran yang biasa dilakukan oleh orang Jepang. Konsep yang bisa kita praktikkan untuk mendisiplinkan pikiran kita. Mari kita pahami satu persatu.

1. Mushin no shin - Pikiran tanpa pikiran

Kondisi pikiran kosong di mana suara batin dibungkam. Kita hanya mempercayai diri sendiri.

Terdengar aneh memang. Tapi sangat berguna. Pola pikir ini adalah saat suara hati kita diam. Kita bertindak murni berdasarkan naluri dan perasaan. Mengalir begitu saja tanpa tekanan. Pikiran kita berada dalam kondisi flow. Mengalir begitu saja apa adanya.

Orang-orang yang mengalami kondisi "Mushin no shin" bisa kita temui saat menari, berlari, karate, melukis dan aktifitas lain yang melibatkan mental.

Untuk mencapai kondisi pikiran seperti ini, kita bisa melakukan meditasi. Mengosongkan pikiran dan memfokuskan pada satu titik dalam sebuah kondisi yang tenang. Kunci dari "Mushin no shin" adalah konsistensi dalam aktivitas apa pun yang kita pilih.

2. Fudoshin - Pikiran tak tergoyahkan

Kondisi pikiran di mana tidak ada yang dapat mengganggu atau menghalangi kita untuk mencapai tujuan kita. Sebagai contoh sederhana jika kita kecanduan ponsel, cobalah untuk memutuskan bahwa kita tidak akan melihatnya selama X menit berikutnya. 

Lakukan ini secara teratur sampai kita mampu mematuhi "perjanjian" yang kita buat sendiri. Sampai kita meraih tujuan kita untuk tidak melihat ponsel selama X menit. Kita harus berusaha keras untuk mewujudkannya.

Namun "Fudoshin" bisa merugikan jika kita tidak menerapkan ketegasan atas "peraturan" tersebut. Kemungkinan untuk melanggar "peraturan" sangat besar sebab tidak ada orang yang bisa menghukum kita atas pelanggaran itu.

Lalu bagaimana solusi agar "Fudoshin" bisa berjalan baik? Ketegasan. Kapan pun kita mencoba melanggar "peraturan", apakah itu tidak boleh merokok, dilarang ngemil malam hari, atau berpantang dari fast food. Segera katakan 'Tidak' secara instan dan tegas pada diri kita sendiri.

Agar "Fudoshin" bisa berjalan efektif, lakukan secara bertahap. Perlahan-lahan menyesuaikan tingkat kesanggupan kita. Lakukan hal yang mudah terlebih dulu. agar mental kita siap dan tidak kaget.

"Fudoshin" dapat diterapkan di semua bidang kehidupan. Jika kita berjanji kepada seorang teman, maka kita tidak akan mengingkarinya, tidak ada jika atau tapi. Yang lebih penting lagi, jika kita berjanji kepada diri sendiri, kita tidak akan mengecewakan diri sendiri dan bahkan tidak mempertimbangkan kemungkinan itu.

3. Zanshin - Sisa pikiran

Kondisi pikiran untuk mempertahankan fokus hingga akhir. Konsep pola pikir "Zanshin" adalah fokus. Yakni memfokuskan perhatian kita secara utuh sampai tugas yang kita kerjakan selesai. Kita tidak akan membiarkan pikiran kita mengembara kemana-mana tanpa arah yang jelas saat sedang mengerjakan suatu tugas tertentu.

Untuk melatih "Zanshin", latihlah pikiran kita untuk berada pada kondisi di sini dan saat ini. ketika pikiran kita mulai mengembara, segera tarik kembali ke kondisi saat ini. kondisi yang sekarang sedang kita alami/ hadapi. Jangan biarkan pikiran kita lepas dari kendali kita.

4. Shoshin - Pikiran pemula

Kondisi pikiran yang terbuka terhadap segala hal dan mengesampingkan ego agar kita bisa belajar dan bertumbuh.

Perlu kita tahu bahwa otak kita mampu melakukan pembelajaran dan pertumbuhan yang luar biasa, tetapi ini hanya mungkin jika pikiran kita terbuka terhadap informasi baru. 

Pandangan dan prasangka kitalah  yang membuat pikiran kita menjadi tidak berkembang. Kita sering merasa berpuas diri dan malas untuk belajar. Ketika kita berhasil melakukan suatu hal, kita tidak mau belajar menggali lebih banyak. Kita sendirilah yang mematikan potensi diri kita. Kitalah yang menghambat pertumbuhan potensi kita.

Tidak ada manusia yang sempurna. Manusia tidak akan pernah sempurna. Itu tidak masalah. Dengan menyadari ketidaksempurnaan itulah kita akan memiliki ruang dalam pikiran kita untuk berkembang tanpa rasa bersalah.

Cobalah untuk mempraktikkan konsep di atas. Konsep tentang pengembangan diri kita agar menjadi pribadi yang lebih baik. Lakukan secara bertahap. Jangan tergsesa-gesa. Agar hasil yang kita dapatkan menjadi maksimal.

Siapkah kita mempraktikkan satu dari empat konsep di atas?

Salam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun