Mantra telah terucap, kekuatan sihir telah terungkap. Tubuh penjaga kuil itu mendadak kejang, sebuah teriakan yang cukup keras keluar dari mulutnya. Ia terjatuh dengan lutut menahan tubuhnya. Kepalanya mendongak keatas kubah berwarna hijau zamrud diatas ruang pertemuan itu. Matanya melotot kemerahan. Sebuah asap putih pekat keluar dari dalam mulutnya diiringi teriakan melengking memekakkan telinga. Tubuh penjaga itu ambruk tertelungkup diatas lantai. Diam tak bernapas. Karena penjaga itu dalam keadaan bertubuh halus, seketika itu tubuhnya mengeluarkan pendar cahaya putih. Lalu lenyap.
Tepat diatas bekas tempat penjaga kuil itu menghilang, terlihatlah dua buah mutiara hitam mengeluarkan pendar cahaya hitam yang berkilauan. Semua penghuni ruangan itu ketakutan. Mereka melihat murka Yodh secara langsung. Begitu mengerikan. Yodh meliuk -- liuk mengambil mutiara itu.
"Inilah hukuman bagi pengikutku yang tidak mampu menjalankan tugas. Kegagalan berarti kematian. Kalian harus ingat itu."
Seisi ruangan menjadi hening. Yodh kembali menuju singgasananya.
Segera siapkan keperluan ritual. Kita akan membuka pintu kegelapan bangsa kita.
***
Kapal itu telah berjalan hampir satu bulan lamanya. Nakhkoda kapal memutuskan untuk singgah selama beberapa hari di Pulau Siprus. Sebuah pulau kecil yang memiliki kota pelabuhan bernama Kota Paphos.
Selama beberapa hari di Kota Paphos, Teana mencoba untuk menawarkan barang dagangannya. Ia dan Almeera membuka lapak kecil di dekat pelabuhan. Mereka menjual Myrrh disana. Cukup banyak koin emas yang mereka peroleh.
Tiba -- tiba tubuh Teana merasa panas. Badannya menggigil tanpa sebab yang jelas. saat itulah terdengar suara Dalath menggema didalam telinganya.
"Tuan, berhati -- hatilah. Sebuah kekuatan besar sedang menguasai Kota ini."
Tidak mungkin Teana membalas ucapan Dalath. Ia hanya mendengarkan saja ucapan makhluk berbadan singa berkepala elang bersayap kelelawar itu.