Teana dan rombongannya telah memasuki Kota Hegra. Mereka tiba saat matahari hampir tenggelam. Dengan memacu laju kereta untanya, Teana menuju Qasr Al Binth. Hari belumlah gelap. Obor -- obor menyala terang di sepanjang jalanan Qasr Al Binth. Pemukiman penduduk didalam bukit batu cadas itu terlihat sepi. Hanya ada beberapa ekor unta diluar dengan leher terikat sebuah tali.
"Ayah... Ibu... Aku pulang." ucap Teana.
Beberapa pelayan Aairah keluar menyambut majikannya. Mereka membantu Teana dan rombongannya untuk menurunkan barang dari kereta unta mereka.
"Teana anakku..." sambut Aairah.
"Ayah dimana bu?"
"Ayahmu didalam. Temuilah, pasti ia senang dengan kedatanganmu."
"Baik Bu."
Setelah memeluk ibunya, Teana berlari menuju kamar ayahnya. Almeera dan Aairah menuju dapur. Mereka hendak menyiapkan makan malam.
Rashad duduk di kursi. Ia terlihat serius memeriksa lembaran -- lembaran daun Papirus diatas mejanya. Laporan pajak dari berbagai daerah di Kota Hegra.
"Ayah..." panggil Teana pelan. Rashad menoleh.
"Teanaaa...." balas Rashad dengan wajah gembira. Mereka saling berpelukan.