***
Penjaga kuil mulai menyalakan obor yang tidak terlalu terang cahayanya. Seketika itu juga ruangan didalam kuil menjadi remang - remang. Terlihat beberapa penyihir pengikut Yodh khusyuk berdo'a kepada Dewa Temenos.
Lalu Yodh memerintahkan Taw untuk mengumpulkan setiap tetes darah para penyihir dan penjaga kuil itu. Termasuk darah miliknya dan darah panglimanya. Taw mengangguk. Dengan cekatan ia mengambil sebuah cawan hitam dengan pegangan berbentuk ular dari meja pemujaan sebagai wadah.
Semua pengikut Yodh yang hadir di kuil itu mulai membentuk sebuah lingkaran tepat dibawah Patung Dewa Temenos. Taw mulai menjalankan tugasnya, ia menyodorkan cawan itu kepada jin yang hadir disana. Tanpa diperintah lagi, satu persatu jin itu menggigit salah satu ujung jarinya. Tetes demi tetes darah mulai memenuhi cawan hitam.
"Ini Yang Mulia, tinggal darah Yang Mulia Yodh yang belum tercampur." ucap Taw sambil menyodorkan cawan hitam kepada Yodh.
Yodh lalu menggigit jari telunjukknya dengan taringnya yang tajam. Tiga tetes darah jatuh kedalam cawan hitam. Sebuah kepulan asap hitam naik ke udara.
"Taruh patung Dewa Dhushara ini dibawah kaki patung Dewa Temenos. Lalu taruhlah cawan hitam itu diatasnya."
"Baik Yang Mulia."
Yodh pun segera melangkah kedalam lingkaran yang terbentuk. Ia mulai merapalkan mantra sihirnya diikuti oleh semua pengikutnya yang hadir di kuil itu.
"Avinu syebasyamayim yitqadasy syemekha,
Tavo malkhuteka ye'aseh retsonekha ka'asyer basyamayim gam ba'arets"