"Maaf Yang Mulia, baru saja terjadi sesuatu di kerajaan kita." jawab seorang pembesar Kerajaan Jin.
"Terjadi sesuatu katamu?" tanya Ratu Mehnaz penasaran.
"Benar Yang Mulia. Beberapa prajurit jin terluka. Namun semuanya telah berhasil hamba atasi. Sebaiknya sekarang Yang Mulia memanggil Usranat kemari." ucap pembesar kerajaan sambil menunduk dihadapan Ratu Mehnaz.
Mendengar penjelasan panglimanya, Ratu Mehnaz semakin tak mengerti. Nampak kebingungan di wajahnya. Sehingga ia memanggil Usranat untuk menghadap. Dengan tiga tepukan tangannya, kepulan asap putih muncul di tengah -- tengah ruangan utama kerajaan. Pelan -- pelan asap putih itu mulai menipis lalu menghilang. Jin wanita bernama Usranat itu kini berdiri di depan Ratu Mehnaz.
"Salam Yang Mulia...."
"Salam...."
"Yang Mulia, adakah yang bisa hamba bantu?"ucap Usranat sambil bersimpuh dihadapan Ratu Mehnaz yang sedang duduk di kursi singgasananya.
"Aku perintahkan kau untuk melihat kejadian beberapa saat yang lalu. Aku ingin tahu apa penyebab getaran yang melanda kerajaan kita."
"Baik Yang Mulia."
Usranat mulai menjalankan perintah Ratu Mehnaz. Dengan kekuatan yang ia miliki, ia menerawang kejadian beberapa saat yang lalu. Ia duduk bersila. Matanya terpejam. Kedua tangannya mengepal diatas kakinya. Lalu ia membuka telapak tangannya keatas. Asap putih mengepul pelan dari kedua telapak tangan Usranat. Sesekali mulutnya berkomat -- kamit merapalkan mantra. Tiba -- tiba kepulan asap putih itu berubah menjadi hitam pekat. Seketika itu juga mata Usranat terbuka membelalak lebar. Mulutnya bergetar. Mantra yang dirapalkannya berhenti.
"Ada apa Usranat? Apa yang terjadi denganmu? tanya Ratu Mehnaz. Wajahnya terlihat tegang.