Matahari mulai naik, para penduduk bersiap -- siap untuk bekerja di kebun -- kebun anggur dan kurma di Kota Hegra. Kebun -- kebun itu nampak menghijau. Sangat menyenangkan bagi yang melihatnya. Empat bulan lagi kebun -- kebun itu sudah siap dipanen.
"Teana, ibu dan ayahmu akan berangkat bekerja. Kami tidak bisa menemanimu untuk pergi ke Kuil Qasr Al Binth. Hari ini banyak sekali pesanan anggur yang harus ibu kirim. Ajaklah Galata bersamamu." ucap Aairah tersenyum sambil memegang pundak Teana.
"Terimakasih Bu, nanti biar Almeera yang memanggil Galata kemari."
Tak lama kemudian...
"Nampaknya Almeera tak perlu melakukan itu. Lihatlah, Galata baru saja kembali dari kebun anggur." ucap ibunya sambil mengarahkan pandangannya kearah Galata yang sedang berjalan mendekati mereka bertiga dengan membawa sebuah keranjang kosong di punggungnya.
"Kami pergi dulu ya, jaga dirimu baik -- baik."
"Berhati -- hatilah dijalan Bu," balas Teana.
Setelah Almeera selesai mengemasi barang yang diperlukan dan Galata meletakkan kembali keranjang itu di tempatnya, akhirnya mereka berangkat bersama menuju Kuil Qasr Al Binth. Mereka cukup berjalan kaki menuju ke kuil itu karena letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Teana dan Galata berjalan didepan dan Almeera mengikutinya dari belakang.
"Tuan, apakah nanti pendeta itu akan mengadakan ritual untuk Dewa..."
Mendadak Teana memotong perkataan Almeera...
"Almeera.... Bisakah kau ambilkan kantung air milikku? Aku sangat haus sekali."