Namun jika Tuan Taw inginkan, hamba bisa
mencari tahu siapa mereka sebenarnya."
"Tidak perlu, biar aku sendiri yang melakukannya." ucap Taw geram. "Apakah kau berhasil melakukan pekerjaan yang aku perintahkan kemarin?"
"Sudah Tuan, kami berhasil membunuh pendeta itu."
"Bagus, aku yakin sebentar lagi Kota Hegra bisa kita kuasai."
***
Setelah beberapa minggu kejadian pembunuhan sang pendeta lenyap dari ingatan, keadaan Kota Hegra mulai sedikit aman meski pelaku pembunuhan belum juga ditemukan. Beberapa prajurit penjaga dikerahkan untuk menjaga setiap sudut kota. Termasuk kuil yang ada disana. Rashad sebagai salah seorang pembesar kerajaan mengusulkan kepada Tuan Ghalib agar penduduk Kota Hegra dilatih cara menggunakan jambia dan pedang demi meningkatkan keamanan kota. Tuan Ghalib menyetujui usulan itu.
Aairah pun ikut mendukung suaminya, ia melatih para wanita muda di Kota Hegra cara menggunakan pedang. Sedangkan Teana berlatih bersama Galata dan Rashad. Dalam beberapa bulan, Teana telah menguasai cara menggunakan jambia dan pedang dengan sangat baik.
Pagi itu, saat matahari belum bersinar terlalu panas. Teana nampak mengemasi barangnya. Membungkusnya didalam kain coklat lalu menggantungnya diatas punggung unta miliknya.
"Ayah, sudah saatnya aku kembali ke Kota Petra, masih banyak urusan yang harus aku selesaikan disana."
"Kau yakin?"