Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Randu Tua

20 April 2016   11:17 Diperbarui: 20 April 2016   11:27 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu sejurus kemudian bergemalah suara yang lantang.

“Ya… aku bisa mengabulkan segala inginmu. Mewujudkan semua mimpimu. Menuruti semua nafsumu. Katakan saja apa yang kau mahu?” ujar si batu azimat.

Tak berselang lama. Percakapan itu terhenti. Dan lelaki itu beranjak pergi setelah menggenggam sebuntal kain putih berisi sesuatu.

“Wahai batu… Kuasamu telah terbukti. Kini aku memiliki segalanya. Harta. Kedudukan. Istri yang cantik. Dan limpahan kenikmatan yang lainnya. Oh… indahnya dunia ini. Diriku bak berada di surga. Terimakasih batu azimat. Aku memujamu”.

“Wahai manusia, kini kau telah kaya. Pujalah aku. Turuti keinginanku. Tinggalkan urusan akhiratmu. Tinggalkan Tuhanmu. Kemarilah peluk aku. Biarkan kita saling menyatu. Aku akan penuhi nafsumu. Mari… Kemarilah… Lekas peluk aku”

“Oh tidak… apa yang terjadi padaku? Dimana aku? Mengapa Tuhanku jauh dariku? Apa salahku? Tuhan… Kau telah melupakanku. Menjauhkanku dari rahmatMu. Maafkan aku…. Aku khilaf. Aku ingin bertobat kembali kepadaMu. Aku akan buang azimat itu.

 

Cukuplah kiranya ikhbar kehidupan dariku. Kini, sudah masanya aku tak muda lagi. Usiaku telah memasuki senja. Tubuhku telah rapuh. Tubuhku telah siap ditinggalkan oleh jiwaku. Karena sebentar lagi angin besar akan datang dan merobohkan tubuh rentaku.

Namun setidaknya aku bahagia dalam kematianku nanti. Karena aku telah membagi kenangan – kenangan yang berserakan dalam hidupku. Yang aku kumpulkan kembali kepingan – kepingan kenangan itu dan aku susun seperti semula agar bisa aku berikan kepadamu wahai manusia.

Terimalah kenangan dariku….

 

= Randu Tua =

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun