Mohon tunggu...
Mahameru
Mahameru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Abraham & Konsep Jalan Kebenaran Universal yang Dibawanya

9 Maret 2016   14:27 Diperbarui: 9 Maret 2016   15:06 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakah yang aneh dengan Abraham? Semua anak cucu Abraham termasuk kita hari ini menjunjung tinggi ajaran Abraham. Abraham memiliki konsep kebenaran. Konsep atau petunjuk Abraham adalah Konsep tentang Jalan Kebenaran Universal (rahmat bagi seluruh alam) yang disampaikan oleh Abraham kepada anak cucunya (Ishak, Ismael, Musa, Isa, Muhammad). 

Konsep tersebut sangat sederhana, yaitu menempatkan Tuhan Semesta Alam sebagai satu-satunya pusat pengabdian dengan meniadakan tempat pengabdian lainnya. Tanpa mengabdi kepada Tuhan, manusia akan kehilangan kesetimbangannya (fitrahnya). Manusia akan menjadikan kekuatan akalnya sebagai sumber kebenaran. 

Bila manusia bertuhankan akalnya maka manusia akan kehilangan kendali. Akal tanpa bimbingan Tuhan sama dengan orang buta. Manusia kehilangan arah tak tau tujuan yang sebenarnya. Manusia mengejar dunia, dunia ditaklukkan manusia, dunia dieksploitasi untuk kepentingan manusia. Dunia bahkan tak akan sanggup memenuhi keinginan manusia yang tanpa batas. Kerusakan akan terjadi dimana-dimana. Perilaku manusia lebih rendah dari hewan sekalipun. 

Hanya dengan kembali kepada Jalan Tuhan, alam kembali kepada kesetimbangannya. Tanpa ditunjuki jalan yang benar manusia dan alam akan semakin rusak parah. Sudah menjadi hukum alam jika Tuhan tidak akan membiarkan kerajaanya dirusak oleh tangan-tangan jahil. 

Jadi, Jalan (konsep) Abraham adalah sebagai bentuk kasih sayang Tuhan kepada Manusia. Sebab dengan konsep itu Manusia dikembalikan pada Fitrah yang sebenarnya yaitu tunduk pada ketetapan Tuhan. Kalau manusia tunduk pada perintah Tuhan manusia akan ditempatkan Tuhan pada tempat yang mulia.

1. Membaca

Apakah essensi dari ajaran Abraham itu? Pertama tentang membaca. Perintah Tuhan kepada semua Nabi dan Rasul untuk pertama kali adalah perintah membaca. Membaca apa? Membaca situasi dan kondisi alam semesta dan khususnya kondisi psikologi (psikis) manusia. 

Semua bacaan para Nabi pasti sama, yaitu telah terjadi kerusakan alam dan psikis manusia akibat ulah tangan manusia itu sendiri. Jelas biang kerok dari kerusakan akhlak dan kerusakan alam saat ini adalah manusia, tak mungkin hewan.

Itu sebabnya Abraham menyampaikan pesan kepada kita semua selaku anak cucunya bahwa kita diperintahkan Tuhan untuk membaca situasi permasalahan saat ini. Dengan catatan, membaca situasi alam dengan kacamata (cara pandang) Tuhan bukan dengan mengandalkan akal pikiran kita.

Kalau kita membaca situasi dan kondisi jagat raya ini dengan kaca mata Tuhan, pasti kita sadar bahwa jagat ini milik Tuhan, ciptaan Tuhan. Semua alam ini adalah pancaran sifat Tuhan karena dari Dia alam ada. Tuhan menciptakan alam dengan kemuliaannya dan memuliakan semua mahluknya. 

Manusia itu posisinya sebagai mahluk ciptaan Tuhan, sebagai hamba. Manusia itu buta pengetahuan, tak tau apapun tentang alam dan segala isinya. Tuhanlah yang memberitahu pengetahuan kepada manusia. Tuhanlah yang mengajarkan manusia tentang alam. Melalui apa Tuhan mengajar manusia? Ya melalui akal-pikiran yang diberikan Tuhan kepada manusia. Akal pikiran itulah pena Tuhan untuk mengajar manusia.

Mengapa Tuhan tidak mengajar hewan atau tumbuhan saja? Ya karena hewan dan tumbuhan tidak punya akal-pikiran. Semua mahluk  selain manusia sudah disetting hidup berdasar hukum yang telah ditetapkan Tuhan termasuk binatang dan tumbuhan. Jadi tumbuhan dan binatang itu adalah mahluk Tuhan yang sudah taat pada Tuhan. Semua mahluk ciptaan Tuhan selain manusia, ada adalah untuk melayani manusia.

Semua yang diketahui manusia, berasal dari akal-pikiran yang diberikan Tuhan. Tanpa akal-pikiran manusia tak tau apa-apa, sama dengan binatang saja. Tuhanlah yang Maha Mengetahui dan memberi sedikit pengetahuannya kepada manusia.

Namun, betapa culasnya manusia. Dengan akal-pikiran yang begitu hebat sebagai pemberian dari Tuhan manusia tidak bisa mengendalikan hawanafsunya. Manusia ingin menembus batas yang telah digariskan Tuhan untuknya. Manusia ingin menjadi Tuhan. Manusia telah melampaui batas yang telah ditentukan Tuhan. Dengan akal-pikirnya Manusia merasa memiliki kecukupan, kemampuan untuk bertindak apa saja di rumah Tuhan.

Namun, penting untuk diingat alam ini adalah Kerajaan Tuhan. Tuhan yang membuat hukum dan aturan yang ada di alam ini. Semua mahluk Tuhan akan kembali tunduk pada hukum-Nya. Tuhan tidak akan membiarkan manusia durjana mengusik alam semesta milik-Nya. Manusia pasti tunduk pada-Nya betapapun kuatnya manusia hendak menghancurkan alam ini.

2. Solusi

Kalau manusia (anak cucu Abraham) sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi saat ini, maka Abraham kemudian mengajarkan tentang solusi dari permasalahan tersebut. Bukanlah Abraham, jika tak memiliki jalan keluar.

Jalan keluarnya sangat sederhana, tak perlu mesti sekolah sampai S3 apalagi sampai Gurubesar. Cukup setiap manusia dalam kehidupannya tunduk patuh pada hukum Tuhan. Karena alam semesta adalah Kerajaan Tuhan, maka hukum Tuhanlah yang berlaku di alam ini bukan hukum buatan manusia. Karena Tuhan sebagai Raja bagi alam semesta maka Tuhan juga sebagai Raja bagi manusia. Maka manusia kembali memposisikan dirinya sebagai Abdi Tuhan. 

Simpulannya, jalan keluar terhadap seluruh masalah di muka bumi ini adalah dengan menempatkan kedudukan Manusia sebagai Abdi Tuhan. Caranya, manusia hidup sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Tuhan. Tuhan sudah menetapkan perintah dan larangan yang mesti ditaati oleh manusia. Jika manusia tunduk patuh pada aturan Tuhan maka manusia akan beroleh kehidupan yang sungguh nikmat kehidupan yang damai sejahtera.

3. Perjanjian

Sebab utama kerusakan yang di perbuat oleh manusia adalah manusia selalu ingkar janji. Ciri kehancuran akhlak manusia adalah tumbuh kembangnya manusia munafik (hipokrit). Lain dibibir lain yang dilakukan. Apa yang dikatakan tak pernah diperbuatnya. Inilah bukti manusia telah rusak akhlaknya.

Kita bisa buktikan bahwa seluruh manusia dalam hidupnya selalu mengikat perjanjian kepada Tuhan. Lihat bagaimana presiden, menteri, anggota dewan, jaksa, hakim, polisi, tni, pns, suami, istri, pegawai swasta, anak sekolah, semua orang yang beragama membuat perjanjian dan bersumpah atas nama Tuhan untuk tidak melakukan perbuatan keji dan munkar. 

Namun semua itu hanya diucapan saja. Sumpah kepada Tuhan hanya bualan saja. Sumpah kepada Tuhan hanya sebagai senda gurau dan mainan semata. Setelah bersumpah, semua perbuatan buruk yang dilarang Tuhan justru itu yang dilakukan.

Abraham, mengajarkan pada anak cucunya bahwa perjanjian yang sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah mutlak dilakukan oleh manusia. Hanya dengan perjanjian terbentuk ummat perjanjian. Hanya dengan perjanjian manusia mengikatkan dirinya kepada Tuhan. Perjanjian menjadi tali pengikat antara manusia dengan Tuhannya. 

Karena itu manusia mesti memperbaharui kembali perjanjiannya dengan Tuhan. Perjanjian yang sungguh-sungguh, perjanjian yang teguh, perjanjian sampai mati. Bukan perjanjian yang hanya dibibir saja. Perjanjian yang berisi perintah Tuhan untuk ditaati. Perintah yang telah berlangsung selama ribuan tahun, itulah sepuluh perintah Tuhan.

Isi perjanjian adalah sebagai berikut;

1). Saya menyatakan Iman kepada Tuhan YME, 2). Saya tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh, tidak akan berdusta, dan sanggup berbudi pekerti luhur serta akan berbuat baik terhadap sesama manusia. 3). Saya sanggup menegakkan nilai-nilai kebenaran sejati di muka bumi dan siap menerima bimbingan dari orang yang tunduk patuh pada perintah Tuhan.

4. Mulai dari Diri Sendiri

Semua perjanjian dimulai dari diri sendiri. Semua Nabi berjuang dari dirinya sendiri baru kemudian menyelamatkan keluarganya, membentuk komunitas hingga membangun suatu bangsa sampai dunia. Diri pribadi terlebih dahulu lah yang pertama sekali kita rubah baru kemudian kita merubah orang lain.

Perubahan akhlak harus dimulai dari kita sendiri. Kita tidak ingin menjadi orang munafik, mengajak orang berbuat baik padahal kita melakukan perbuatan jahat. 

5. Sistem Ketunduk Patuhan 

Menjadikan sub-sistem IPOLEKSOSBUD berdasar Ketuhanan

Pertama, sub-sistem Ideologi. Manusia sebagaimana mahluk Tuhan lainnya ada hanya untuk Mengabdi Kepada Tuhan. Fitrah manusia adalah Kembali sepenuhnya kepada Jalan Tuhan (Ketuhanan YME) yaitu dengan cara Taat kepada Tuhan dan Mencintai sesama Manusia. 

Tuhan YME hanya berbicara kepada manusia melalui mediatornya yaitu melaui semua utusan-Nya. Percaya kepada Tuhan adalah satu kesatuan dengan mempercayai semua utusannya yang membawa misi risalahnya. Mengikat perjanjian kepada Tuhan sebagai dasar iman kepada-Nya adalah langkah awal membangun hubungan kepada-Nya.

Kedua, tentang sub-sistem Politik (essensi pembagian kekuasaan). Kekuasaan Kehakiman (yudikatif)  bermakna bahwa Tuhan adalah hakim yang paling adil. Semua aturan hukum yang mengatur manusia, mestinya menjadikan hukum Tuhan sebagai dasarnya. Hukum Tuhan mesti berlaku bagi manusia sebab seluruh alam pun sudah tunduk pada aturan Tuhan. Yang pantas menjadi pemutus perkara adalah wakil Tuhan. Wakil Tuhan tentu saja adalah orang yang telah mengenal-Nya, taat pada perintahnya, dan mengabdi dengan sepenuh jiwanya.

Kekuasaan Eksekutif maknanya adalah bahwa Tuhan adalah Raja manusia. Tuhanlah yang pantas menjadi pemimpin manusia. Semua pemimpin dari Presiden hingga Kepala Desa dan RT percaya bahwa mereka dipimpin oleh Tuhan. Tuhan menunjuk wakilnya memimpin manusia. Para pemimpin adalah wakil Tuhan. Mereka orang yang berakhlak mulia segambar dengan Tuhan.

Rakyat atau ummat manusia, adalah hamba Tuhan sebagai Abdi Tuhan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya pusat pengabdian. Manusia tunduk patuh pada perintah Tuhan.

Ketiga, tentang sub-sistem Ekonomi (Sistem Kesejahteraan). Perekonomian, pembagian kerja, pendapatan yang diperoleh manusia adalah wujud dari pengabdiannya kepada Tuhan. Seluruh alam semesta adalah milik Tuhan maka kita kembalikan kepada-Nya. Tidak ada pengakuan kepemilikan pribadi. Tuhan Maha Adil untuk memberi rejeki kepada semua mahluknya tidak terkecuali pada manusia. Sejahtera adalah dampak dari melaksanakan perintah Tuhan.

Keempat, tentang sub-sistem Hukum/Sistem Hukum. Hukum atau aturan atau undang-undang yang mengatur kehidupan manusia adalah wujud dari pengabdiannya kepada Tuhan. Seluruh mahluk tunduk pada ketetapan yang telah digariskan Tuhan YME (sunatullah). Sumber hukum adalah Percaya kepada Tuhan dengan segenap jiwa dan Mencintai sesama manusia (kasih dan sayang). Semua undang-undang dibuat merujuk pada Sila Pertama Ketuhanan YME.

Kelima, tentang sus-sistem Sosial/Sistem Sosial. Hubungan antar manusia adalah wujud dari pengabdiannya kepada Tuhan. Hubungan antar manusia didasari atas kesadaran saling mencintai antar sesamanya seolah mencintai dirinya sendiri. Hubungan antar manusia diwujudkan dalam bentuk Gotong royong sbagai sifat yang melekat dalam kepribadian setiap orang.

Keenam, tentang sub-sistem Budaya/Sistem Budaya. Seluruh hasil cipta, rasa, karya dan karsa manusia adalah wujud pengabdiannya yang sejati kepada Tuhan. Budaya adalah ekspresi terluar dari Keluhuran budi dan keperkasaan jiwa yang merupakan bentuk ke tunduk patuhan pada ketentuan Tuhan.

Demikian intisari Ajaran Abraham

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun