Mohon tunggu...
Mahameru
Mahameru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialog Menjelang Exodus

8 Maret 2016   19:12 Diperbarui: 8 Maret 2016   19:33 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selaku bahagian dari bangsa Mesir, Musa menyampaikan visinya yaitu suatu konsep menjadikan bangsa Mesir sebagai bangsa yang diberkati oleh Tuhan Semesta Alam, menjadikan Mesir sebagai Terang Dunia, menjadi suar dunia. Caranya sederhana yaitu dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat pengabdian, menjadikan bangsa mesir sebagai hamba Tuhan menjadikan Tuhan sebagai Raja Mesir, Raja manusia. Firaun harus tunduk sujud pada Tuhan, dengan melaksanakan semua perintah Tuhan. Hukum Mesir bukan berdasarkan hukum yang dibuat oleh penguasa tetspi berdasarkan hukum Tuhan yang Kuasa.

Musa bertanya kepada para ahli, ideolog, ahli tata negara, para guru besar yang hadir, adakah yang salah dari yang dia sampaikan? Semua yang hadir mengangguk setuju, itu konsep yang benar. Konsep berdasarkan Ketuhanan, jalan kebenaran sejati.

Firaun bertambah murka ia menginginkan Musa ditangkap dan dipenjara. Musa cepat bersigap, ia keluar dari Mesir bersama dengan 600 ribu bangsa Israel yang telah diperbudak oleh Firaun. Bangsa Israel sadar, ini saatnya mereka kembali kepada perintah Tuhan dibawah bimbingan Musa selaku utusan Tuhan. 

Namun, Firaun tetap bersikukuh, berupaya menggagalkan rencana exodus Musa. Ia mengerahkan semua aparatnya untuk mengejar bangsa Israel dan mengembalikan mereka ke Mesir. Namun sudah menjadi tradisi, bangsa yang turut perintah Tuhan pasti akan menjadi suar dunia. Dengan berbekal sabar dan tawakal Musa berhasil melewati semua rintangan yang dibuat Firaun dan aparatnya. Musa dan orang-orang yang mengikutinya berhasil atas pertolongan Tuhan yang menuntun dan membimbingnya. Bangsa Israel akhirnya menjadi suar dunia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun