Adakah diantara kita yang telah menonton film exodus ? Tak menonton pun tak apa. Tapi setidaknya kita semua pasti ingat tentang adanya dialog antara Musa dengan Raja Mesir saat itu (Firaun). Dialog luar biasa yang telah diabadikan dalam kitab-kitab suci yang diyakini manusia kebenarannya.
Pada jaman Musa, bangsa Israel hidup di negera Mesir jauh dari tanah nenek moyangnya di Kanaan (palestin). Mereka adalah bangsa yang percaya kepada Tuhan tapi mereka juga sering meninggalkan Tuhan. Saat meninggalkan Tuhan, Tuhan pun meninggalkan mereka. Tanpa Tuhan mereka menjadi lemah, terlunta-lunta, menjadi budak, pekerja dinegeri orang dan tertindas.
Pada jamannya, Mesir adalah negeri yang kuat baik secara ekonomi, budaya maupun politik. Mesir menjadi pusat perhatian dunia.Â
Didasari atas ketertindasan bangsa Israel dibawah kuasa Raja Mesir saat itu, banyak orang Israel dan para tetua yang memohon pertolongan kepada Tuhan. Mereka ingat bahwa Tuhan maha penolong. Mereka berdoa agar mereka dituntun keluar dari penindasan dan perbudakan yang mereka alami saat ini.
Tuhan pun maha mendengar. Tuhan pun pasti mendengar permohonan orang-orang yang tulus ikhlas meminta kepadanya. Tuhanpun dengan kuasanya menolong bangsa Israel.
Tuhan, dengan perantaraan wahyunya kemudian berbicara kepada Musa untuk mengangkatnya sebagai jurubicaranya, sebagai mediatornya kepada bangsa Israel. Tugas Musa adalah memberitahu bangsa Israel bahwa Dia adalah utusan Tuhan yang baru saja diangkat oleh Tuhan. Setelah deklarasi sebagai Rasul Tuhan kepada bangsa Israel selesai, tugas berikutnya adalah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan duniawi sekaligus dari perbudakan Firaun/Paraoh si Raja Mesir.
Tidak ada cara lain untuk membebaskan bangsa Israel dari Firaun kecuali berbicara kepada Raja Mesir. Sudah menjadi aturan jika setiap utusan Tuhan terlebih dahulu mengajak Raja, Penguasa setempat untuk kembali kepada jalan kebenaran, jalannya Tuhan.
Musa pun bertemu dengan Raja Mesir. Musa menyampaikan bahwa sistem yang sedang berjalan di negara Mesir saat itu adalah sistem kerusakan. Sistem yang hanya memperbudak bangsanya sendiri. Sistem yang merendahkan martabat manusia, tidak memanusiakan manusia. Sistem yang mengeksploitasi martabat manusia. Â Sistem yang hanya menguntungkan orang kaya keluarga dekat Istana. Sistem yang jauh dari nilai-nilai ketuhanan yang maha esa. Sistem yang menempatkan manusia sebagai hamba harta, tahta dan wanita. Sistem yang menentang existensi Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Sistem kebinasaan.
Firaun kalap, marah besar, murka. Belum ada orang yang bicara dengannya sesakit ini, menelanjanginya, mengutuknya, dan merendahkan martabatnya serendah ini. Belum ada orang yang berani mengkritik sistem kehidupan Mesir yang ada sejak nenek moyang dahulu.
Namun, Firaun tetap kontrol. Ia mengundang para ideolog, para ahli pikir, ahli kebangsaan dan tata negaranya, para guru besar, untuk berdialog dengan Musa. Para ahli menyampaikan tentang sistem yang sedang berjalan saat ini di Mesir adalah sistem kenegaraan yang terbaik tak ada tandingannya. Sistem yang menempatkan Firaun sebagai Raja diraja.
Musa mengemukakan, setiap sistem yang berasal dari olah pikir manusia pasti akan berakhir dengan kerusakan. Musa menyampaikan fakta kemerosotan moral yang terjadi pada bangsa Mesir ini saat ini. Maraknya prostitusi, perdagangan wanita, narkoba, kriminalitas, poya-poya dan perbudakan negara terhadap bangsanya sendiri. Semakin diperbaiki semakin luas masalah yang timbul di Mesir.