Cici; sa bale bagganti dulu eee.
Sampainya di rumah, ia kembali membuka buku-buku pelajaran, mencari tahu "apakah ada hak keadilan untuk perempuan" semua buku yang ia punya tidak ada jawabannya. Ia kembali mencari tahu "Islam memandang perempuan". Tidak satu jawaban yang ia temukan.
Terlalu dini usia Cici membongkar yang disembunyikan di tubir jurang, tapi itulah Cici tanpa henti mencari tahu. Baginya ilmu adalah segalanya, berharga untuk dirinya, dan semua yang ada.Â
Sampai malam tiba, karena kelelahan, terbaring di atas buku-buku. Fantasi alam tidur mengusir suara nyamuk yang menggangu, aaah ini tentang ilmu pengetahuan, bukan gigitan.
Dan diapun terbangun, pagi ini beda dengan yang lain, ia merasa ada sesuatu yang hilang. Belum menemukan jawaban yang kemarin, di bawah lagi ke suasana pertanyaan yang lain. Iapun bertanya ke ayahnya.
Cici; Papa biasa pagi bagini itu tong dengar apa eee.?
Papa, Dengar burung pu suara.
Cici; ia papa, burung sotidur di hutan ka, so tara mau tidur di sini ka.?
Papa; Burung pe tampa tidur di dekat kampung dong su gusur, su potong dia p pohon samua, katanya mau bangun pos penjagaan.
Cici; dong Tara sayang alam eee, padahal mama kemarin su bilang Tuhan mara kare surak setelah tuhan su perbaiki.
Mama; Cici tetap jadi anak yang baik eee, Cici hidup kalu dengan ilmu pengetahuan semoga jalan selalu lurus.