Ya, lewat buku ini Lola menggambarkan bagaimana "lagom" betulan mengakar kuat dalam alam bawah sadar masyarakat Swedia. "Lagom" hadir di meja makan mereka, "lagom" hadir pada cara mereka berpakaian dan cara mereka menata perabotan rumah dan cara mereka merias diri, "lagom" juga hadir saat mereka antri bahkan saat mereka berlomba atau berbisnis (ingat soal IKEA).
Secara keseluruhan, membaca buku ini betulan menambah wawasan saya dalam menemukan keseimbangan hidup. Memang bukan hal mudah buat menerapkannya, butuh waktu dan upaya yang besar. Namun saya yakin, meski harus memulainya dengan porsi paling minimal, saya akan mendapatkan hal-hal baik darinya. Mau ikutan mencoba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H