Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ada Cerita di Balik Menggeliatnya "(C)acing (I)nternasional (A)merikano" dalam Bersedekah Rekening

24 Januari 2023   08:30 Diperbarui: 24 Januari 2023   08:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.istockphoto.com/id/foto-foto/terrorism

Yang paling clear adalah pernyataan Presiden Putin, di mana om ini menjelaskan secara detail "Bagaimana modus 'cacingan' menciptakan teroris ISIS". Inti penjelasannya, antara lain: (1) 'cacingan' mempersenjatai ISIS untuk menjatuhkan pemerintahan Syria yang dipimpin oleh presiden Assad; (2) 'cacingan' merekrut tentara-tentara bayaran yang kemudian disuruh mengaku sebagai tentara ISIS - yang namanya tentara bayaran itu ikut "Pihak mana saja yang bayar lebih besar". 

Putin bahkan tahu berapa anggaran buat tentara bayaran; (3) modusnya: 'cacingan' sewa tentara bayaran, pasok senjata dan mobil-mobil Toyota buat ISIS - modal senjata dan mobil-mobil itu digunakan untuk menjarah ladang-ladang minyak di Irak dan Syria, kemudian jual minyak jarahan tersebut dijual kepada sekutu. Ini adalah modus pendanaan 'teroris Gaya Baru', mendanai teroris bukannya 'hilang duit', malah 'dapat untung' dari penjualan minyak yang dijarah oleh teroris ISIS.

 Lucunya, enggak ada sanksi internasional buat negara-negara penadah minyak jarahan ISIS tersebut. Ini adalah 'konspirasi tingkat dewa'. Kemudian, 'cacingan' sengaja mengebom ladang-ladang minyak yang dijarah oleh ISIS sambil diam-diam salurkan dana tambahan dana baru guna merekrut 'tentara-tentara bayaran baru' sehingga makin banyak rakyat yang ikut bergabung dengan ISIS - karena "uang".

Selanjutnya adalah pernyataan dari Presiden Donald Trump: Hillary Clinton dan Obama "menciptakan" ISIS. Sebab, Clinton pernah berkata: "para teroris yang kita perangi itu adalah 'pihak yang kita danai' pula". Sedangkan, Obama pernah mengatakan: "kita percepat pelatihan ISIS dan relawan Sunni di Provinsi Anbar". Trump dengan jujur menyatakan bahwa: "banyak orang tidak jujur di negeri ini. Clinton dan Obama bekerjasama untuk menciptakan ISIS. Anggaran 500 juta Dollar dikucurkan untuk mendanai propaganda palsu terorisme. 

Hal lain yang sangat mengejutkan adalah Pentagon bayar konsultan public relations dari Inggris 500 juta dollar untuk bikin video-video propaganda palsu Al-Qaeda - ini adalah taktik buat nakut-nakutin rakyat supaya anggaran perang dan terorisme makinbesar. Apalagi di zaman medsos ini, bikin video palsu disebar sendiri oleh rakyat - makin sukses lah propaganda ketakutan. Kesimpulannya: hisbullah, mujahiddin, taliban, al-qaeda, ISIS - semua itu adalah bahaya yang nyata. 

Mereka memang dilatih dan didanai oleh 'Cac.Ing.An' untuk membuat kerusakan di dunia. Terorisme di Indonesia juga nyata, sehingga terorisme harus dibasmi dengan yang harus diwaspadai adalah udang dibalik terorisme, udang dibalik pandemi, dan udang dibalik hutang. Aktornya mereka juga - tak akan berhenti mengadu domba, memecah-belah negara-negara besar, seperti Indonesia supaya lemah dan makin gampang didikte. Inilah penjajahan Gaya Baru nekolim(C)ac.(I)ng.(A)n, (W)a.(H)a.h(O)w, (I).(M)ut.(F)ace, dan (W)ow.(B)agus (World Bank, red.) adalah model-model perpanjangan tangan New World Order.

Saya kira cerita ini masih panjang, apa lagi ada asap lain yang membumbung lebih besar dan masih ada kaitannya dengan 'perang Russia-Ukraina'. Saya masih belum punya kesempatan untuk berpikir dengan 'cara yang sama' seperti cerita diary kali ini tetapi akan saya titipkan sedikit di agenda saya jika ada yang 'minat menjadi tidak waras' untuk membuka halaman 'aneh' ini. Saya harap Anda memahami 'peta' dari 'proposal kesadaran' ini meski hanya sedikit saja - dan saya mengapresiasinya dengan sungguh. Salam. 

*translated by 404 - found on Jan, 24th, 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun