Komentar yang satu ini semakin membuat saya penasaran. Saya pun mencoba bertanya tentang sejauh mana dia bisa berspekulasi seperti itu, dan dia pun menjawab:
"Ayo, kita tertawa bersama?!! Hahaha... ingat komentar dari ******* (user sebelumnya - tentang 'harga diri')? bagaimana mungkin Anda menyatakan 'harta temuan' Anda di depan publik? dengan sendirinya tindakan Anda akan langsung diamankan oleh pihak berwajib! Sangat tidak masuk akal jika Anda sebagai seorang pro dan kemudian Anda memancing di air keruh, mendapatkan ikan yang besar, lalu Anda menjualnya ke pasar padahal Anda sedang lapar? perumpamaan ini sama persis dengan cerita Anda di forum ini. Bjorka? Siapa itu Bjorka? Mungkin mereka mengutip nama artis dari Eropa Timur dan menggunakan fotonya sebagai foto profil. Itu hanya perkiraan saya. Saya tidak tahu dan saya tidak peduli dengan itu."
Dia melanjutkan:
"Anda bertanya sekali lagi - bagaimana Anda tahu? Saya hanya ingin mengatakan bahwa mereka yang menyebut diri Bjorka itu jelas-jelas ada hubungannya dengan suatu kelompok yang punya peran penting di negara Anda. Anda cukup memprediksi, kira-kira pihak atau kelompok atau lembaga mana yang punya kemampuan untuk mengumpulkan semua informasi negara ke dalam sebuah 'mangkuk (wadah, red.) digital' atau server? Anda harus mencari tahu itu dengan sendirinya. Saya dan yang lain akan menunggu jawaban Anda karena negara Anda adalah Anda sendiri, sebab saya dan yang lain tidak ingin terlibat dengan masalah sebuah negara karena kami tidak dibayar sama sekali!"
Lembaga negara? Dibayar? Apa mungkin? - pernyataan yang menjadi poin-poin kuat yang membuat saya berpikir bahwa spekulasi mereka bukan berdasarkan logika atau teori semata, tetapi lebih kepada pengalaman mereka sebagai senior di dunia maya. Saya mencoba melanjutkan cerita dengan mewartakan beberapa berita di media yang menginformasikan mengenai tindak-tanduk Bjorka, termasuk kisah negara yang mendadak "kehilangan jejak"-nya. Salah satu user baru masuk ke forum dan langsung memberi jawaban yang saya kira menarik untuk disajikan. Berikut ujarnya:
"Halo! Maaf, saya sudah menyimak percakapan kalian dalam forum ini dan saya merasa tertarik untuk berbicara sebentar saja. Anda membuka forum cerita dari Indonesia, bukan? Hacker yang menamai dirinya adalah Bjorka yang adalah kelompok sepertinya memang benar dan dia menyukai Twitter? Telegram? Saya sadar bahwa sebenarnya seorang pro tidak akan pernah menyentuh sosial media umum seperti itu. Itu hanya 'permainan' bocah-bocah yang baru mengenal dunia maya. Ingin eksis tapi dengan memainkan sosial media? apakah mereka kelompok 'bocah' yang baru mengalami masa pubertas? baru belajar bermanstr*b*s*? terlalu banyak menghabiskan waktu di website dewasa membuat mereka berpikir bahwa mereka sudah hebat dalam 'menggerakkan bidak'? terlalu amatir!!! apa yang membuat police-cyber di negara Anda membiarkan 'bocah puber' seperti itu berkelana bebas di sosial media dengan 'memamerkan alat kel*m*nnya' dan beberapa 'permainan' yang tidak bisa dimainkan oleh orang lain? ironis sekali! Saya merasa bahwa membicarakan 'bocah' yang Anda sebutkan namanya itu tidak akan mampu melihat lebih jauh dunia yang sangat luas jika dibiarkan 'bermain-main' di jagat maya di negara saya."
Kemudian dia melanjutkan:
"Kemana dia saat ini? sepertinya kisah Anda seperti "dongeng tidur malam", menggunakan kata hacker atau cracker dengan kronologi akhir yang sangat tidak masuk akal. Menghilang 'tanpa jejak', tak ada yang akan mengakui kelompok yang bernama Bjorka itu di sini. Dia tidak dapat mengendalikan sebuah lembaga atau perusahaan apalagi sebuah negara hanya dengan mengandalkan 'harta temuan'-nya itu. Saya lebih memilih untuk menghancurkan kelompok itu tanpa tersisa sedikitpun daripada hanya melahirkan sensasi dengan menggunakan sosial media sebagai alat 'gantungan emas'-nya. Mereka itu kelompok paling bodoh di dunia dan mereka mengakui diri mereka sendiri sebagai 'penjilat dollar' dari balik layar dengan tindakan mereka. Itu bukan tindakan yang pernah saya dengar selama ini, kurang lebih sejak 2005. Anda dan beberapa user dari negara Anda seharusnya bekerjasama melenyapkan kelompok 'bocah' itu karena dia tidak pantas memamerkan 'apa yang dia punya'. Saya tidak akan pernah mengakuinya sebagai seorang profesional, apalagi menyebut dirinya hacker atau cracker. Dia lebih pantas disebut 'bocah ingusan' yang suka mencomot kue raksasa bertabur chocochip yang sudah kadaluarsa. Saya harap Anda mencatat hal itu!"
Setelah dilempari tanggapan seperti itu, saya tidak bisa menanggapinya sama sekali. Saya diam. Jujur saja, saya bukan seorang hacker atau cracker, dan di dalam forum ini saya baru menyadari bahwa saya sedang berbicara dengan para pro dan legend di dunia maya. Saya hanya seorang biasa yang hanya iseng menelusuri semua forum digital website (termasuk di deepweb dan darkweb) dan mencoba berinteraksi dengan siapa saja yang bisa diajak berkomunikasi. Berbicara tentang how to hack atau how to crack bukanlah bidang saya sama sekali. Saya hanya menggunakan gadget dan pc hanya untuk belajar tentang dunia digital pada taraf regular dan bukan pada taraf advanced, apalagi pada zona proffesional. Saya tidak ingin terlibat terlalu jauh dengan dunia 'yang tidak ingin' saya kenal dan tahu. Dari beberapa percakapan panjang yang saya kutip dan terjemahkan itu sebenarnya merujuk pada satu arah - mereka ingin saya juga turut menjadi bagian dari kelompok mereka (semacam perekrutan). Bahkan, mereka menawarkan beberapa program khusus yang memang sudah dipersiapkan kepada saya sebagai member baru namun saya menolak karena orientasi saya bukan untuk mencari masalah dengan dunia maya. Pada akhirnya, mereka tetap mengapresiasi topik bahasan yang saya angkat dalam forum itu dan mengharapkan supaya permasalahan serupa tidak akan terjadi. Mereka juga memperingatkan saya tentang kekuatan Indonesia di dunia maya yang sebenarnya diakui dunia, hanya saja orang-orang berbakat yang sebenarnya bisa menunjang keamanan negara di dunia cyber justru kurang dimanfaatkan dan bahkan diabaikan oleh negara. Tidak mengherankan apabila serangan cyber yang terjadi di Indonesia sebenarnya merupakan ulah dari rakyatnya sendiri - negara vs rakyat - dan itu adalah konflik yang dinilai 'paling berbahaya' bagi kestabilan dan keamanan sebuah negara (melawan rakyatnya sendiri). Finalnya, saya pamit logout dan offline karena masih ada aktivitas lain yang harus dilakukan di dunia nyata. Mereka menerima itu dan mengucapkan terima kasih karena saya berani membicarakan masalah yang "mereka" anggap "hanya dongeng tidur malam" itu - dan mereka sangat mengharapkan saya untuk membuka forum baru apabila ada hal yang ingin ditanyakan atau diceritakan dengan kata kunci ***** (rahasia).
Ini hanyalah salah satu kisah iseng saya menjelajahi dunia maya. Sebenarnya masih ada lagi yang sudah berlalu, termasuk fenomena Covid-19 dan Vaccine Global. Akan tetapi, saya agak malas membahas hal tersebut sebab tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh para user terlalu tajam dan cukup sulit untuk dibuktikan secara ilmiah - salah satu ciri khas deepweb/darkweb (ada bukti pengalaman tetapi tidak ada bukti ilmiah). Salam.
*translated by 404 - found on Dec, 1st, 2022.