Mohon tunggu...
Rival Alfiansyah
Rival Alfiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Budaya Pop Terhadap Gaya Hidup Remaja Indonesia

6 Juni 2024   09:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   09:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan pesat di era milenium sekarang memberikan dampak besar terhadap seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi informasi yang canggih seperti sekarang membuat semua orang dapat saling terhubung satu sama lain.  

Media sosial dan siaran televisi tak hanya menyuguhkan kita informasi tentang bagaimana kondisi politik di luar negeri, perkembangan ekonomi di luar negeri, dan kehidupan masyarakat di luar negeri. Kita juga disuguhkan bagaimana budaya-budaya dari luar negeri, sesuatu hal baru bagi masyarakat Indonesia yang selalu kita anggap bahwa budaya mereka itu sangat keren dan modern.

Pengaruh budaya pop di Indonesia di awali pada tahun 90-an sampai tahun 2000-an, pada kala itu telah bermunculan televisi-televisi swasta. Televisi-televisi swasta ini menyuguhkan siaran-siaran hiburan yang lebih menarik seperti sinetron negeri, film, fashion dan musik dari luar negeri sehingga menggaet ketertarikan masyarakat kita untuk menontonnya. 

Pada akhirnya masyarakat kita tak hanya sekedar menonton tetapi mulai menganut kebudayaan tersebut, yang paling nampak perubahannya adalah anak muda di Indonesia. Dari selera berpakaian hingga bahasa, remaja-remaja di Indonesia banyak terpengaruh oleh kebudayaan pop.

Contohnya adalah musik, dahulu sebelum budaya pop menyebar di Indonesia. Musik dangdut sangat populer di Indonesia karena memang genre tersebut hanya ada di Indonesia. Masuknya musik-musik rock dan pop dari luar negeri memberikan masyarakat opsi alternatif dalam selera musik, dengan adanya musik dari luar negeri ini lambat laun menggusur musik-musik asli milik kita. 

Contohnya sudah dapat kita rasakan sekarang, banyak sekali remaja-remaja yang menyukai musik pop korea, pop jepang, ataupun rock ketimbang musik seperti dangdut dan lain-lain karena menurut mereka itu sudah ketinggalan zaman dan tidak modern padahal musik tersebut adalah identitas kita dan harus kita lestarikan.

Dari musik merembet ke cara berpakaian, sekarang remaja-remaja di indonesia sudah melek dengan fashion. Banyak sekali macam-macam pakaian yang beredar di kalangan remaja, biasanya banyak dari mereka meniru cara berpakaian idola musik mereka. Sehingga remaja-remaja sekarang lebih bisa mengekspresikan diri. 

Kemudian dari segi bahasa juga remaja-remaja banyak sekali yang terpengaruh oleh budaya pop, munculnya bahasa-bahasa gaul dan slang telah menggeser penggunaan bahasa indonesia yang baku bahkan bisa juga mengurangi penggunaan bahasa daerah. Contoh yang paling nampak adalah bahasa Jaksel, perpaduan dari bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. 

Bahasa ini sangat populer di kalangan remaja Jakarta selatan, mereka akan merasa keren jika bisa menggunakan sepatah dua patah bahasa Inggris dalam setiap percakapan. Padahal penggunaan bahasa seperti ini bisa saja membuat bingung orang yang tidak paham dengan bahasa tersebut terkhususnya orang tua dan yang dari luar Jakarta.

Selain itu remaja-remaja zaman sekarang juga menjadi lebih konsumtif akibat pengaruh dari budaya pop. Mereka akan rela membeli barang-barang yang branded hanya sekedar untuk terlihat lebih keren dan mahal, contohnya seperti kendaraan, pakaian, sepatu, aksesoris, gadget, dll. 

Mereka akan merasa gengsi dan malu jika barang dimilikinya tidak populer di pergaulannya, padahal esensi dari barang tersebut adalah kegunaannya bukan dari merk nya. Remaja sekarang seolah-olah lupa dengan dirinya sendiri, mereka terus terombang ambing oleh arus budaya pop. Kalut dalam glamornya budaya pop, terpengaruh oleh doktrin-doktrin asing yang seolah-olah mengatakan bahwa mereka adalah kiblat bagaimana seharusnya kita menjalani hidup.

            

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun