Mohon tunggu...
M Agung Prasetya Adnyana Yoga
M Agung Prasetya Adnyana Yoga Mohon Tunggu... Dokter - General Practioner

The spesific topic or content that i persevere until now is about public health because public health is important as it ensures everyone is aware of health hazards through educational programmes.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Munculnya Ide Bunuh Diri Sebagai Gejala Depresi Berat

15 Juli 2024   11:57 Diperbarui: 15 Juli 2024   12:09 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus bunuh diri menjadi penyumbang kematian yang cukup tinggi di seluruh dunia, sehingga menjaga kesehatan mental menjadi hal yang penting untuk kita ketahui bersama. Menurut World Health Organization, terdapat 703.000 orang diseluruh dunia mengakhiri hidupnya dengan rentang usia 15 sampai 29 tahun. 

Kejadian bunuh diri tidak hanya berada di negara maju namun terjadi juga di negara berkembang sebanyak 77 % tingkat kasus bunuh diri di tahun 2019.  Salah satu ciri - ciri seseorang mengalami depresi berat adalah adanya ide untuk melakukan bunuh diri. 

Seseorang yang berisiko untuk melakukan bunuh diri yaitu populasi LGBT, pengguna alkohol, seseorang yang mengalami kesulitan finansial, seseorang yang mengalami putus hubungan dengan pacar atau perceraian, korban bencana alam, orang yang menderita penyakit kronis dan seseorang yang mengalami kekerasan. 

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jenis kelamin wanita lebih banyak mengalam depresi dibandingkan pria dan hal tersebut dipengaruhi oleh hormonal seperti pasca melahirkan, depresi prahaid dan menopouse. Berikut beberapa cara untuk mencegah seseorang melakukan bunuh diri : 

1. Meningkatkan literasi mengenai menjaga kesehatan mental 

2. Tidak menghakimi bila ada seseorang bercerita mengenai permasalahan hidupnya, karena masih banyak orang yang menggap bahwa orang yang stress, depresi dan bunuh diri karena iman nya tidak kuat. Padahal gangguan kejiwaan seperti depresi dan berujung bunuh diri dapat disebabkan oleh faktor psikososial dan faktor genetik. 

3. Menurunkan stigma dan diskriminasi pada populasi LGBT, Orang dengan HIV /AIDS dan Hepatitis B. 

4. Bila ada anggota keluarga kita yang mengalami perubahan gejala seperti menarik diri dari lingkungan sosial, mengisolasi dirinya, mudah marah dan kecanduan alkohol atau obat terlarang seperti narkoba, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan di rumah sakit atau klinik agar mendapatkan pengobatan yang komprehensif dan holistik. 

5. Untuk mengurangi gejala depresi, kita bisa mencoba melakukan meditasi  di rumah minimal 1 kali sehari dengan lamanya 10 - 15 menit setiap harinya atau curhat dengan cara menulis di buku diary mengenai perasaan yang kita rasakan atau kita juga bisa berolahraga karena banyak penelitian menyebutkan olahraga dapat menurunkan kejadian depresi dan kecemasan sehingga diharapkan dengan metode tersebut bisa mencegah diri kita melakukan bunuh diri. 

6. Cara terakhir bisa menghubungi layanan nomor hotline bunuh diri yang membuka pelayanan 24 jam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun