Gangguan kesehatan mental mungkin sudah merenggut jiwa ku dan kepercayaan diri ku hingga saat ini. Sudah berlangsung hampir 3 tahun untuk mencoba berdamai dengan diri sendiri dan membutuhkan usaha yang kuat untuk bisa nyaman dan percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain. Mungkin hal itu disebabkan oleh ejekan orang lain mengenai fisik ku yang bisa aku sebut bullying dari orang lain yang berdampak kepada aku mulai membenci tubuh dan penampilan fisik ku. Sehingga ak melakukan berbagai cara agar aku mendapatkab tubuh yang ideal, proporsional dan rambut yang rapih dan lebat agar kepercayaan diri ku kembali namun aku merasa penampilan fisik ku yang tidak sempurna dan bullyan dari orang lain membuat ku mungkin mengalami body dysmorfic disorder namun diagnosis itu belum pasti karena aku belum berkonsultasi ke psikiater. Karir ku tidak berjalan dengan lancar dimulai di pertengahan tahun 2021 dan memutuskan untuk putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan S2 di universitas favorit dan terbaik di Indonesia. Akibat dari keputusan itu untuk tidak melanjutkan pendidikan S2 tentu membuat diri ku menjadi lebih terpuruk, jatuh dalam penyesalan dan mengecewakan orang tua. Namun aku tetap untuk melakukan hal - hal positif yang bisa aku lakukan untuk bisa mengukur prestasi walaupun dalam skala yang kecil.  Dampak gangguan kesehatan mental sebegitu besarnya di kehidupan ku, sering merasa sedih, mengalami putus asa dan menjauh dari lingkungan sosial, saudara dan pertemanan. Aku belum memutuskan untuk pergi berkonsultasi ke dokter spesialis kejiwaan maupun psikolog karena keterbatasan dana untuk berkonsultasi dan mendapatkan terapi. Hingga saat ini aku belum berkonsultasi dan memutuskan untuk mencoba melakukan meditasi sebanyak 2 kali dalam sehari dan dalam 1 kali meditasi dilakukan selama menit dan mencoba untuk membaca buku self improvement agar kesehatan mental ku tetap terjaga serta tidak menggunakan instagram selama beberapa saat karena aku merasa bahwa bila aku menghabiskan waktu lebih lama di instagram maka kesehatan mental ku makin memburuk sehingga aku putuskan untuk melakukan social media detox namun hal itu hanya bertahan beberapa hari dan tidak lama kemudian aku menggunakannya kembali, "aku tidak ingin mengalami kecanduan sosial media " hanya itu yang aku renungkan . Tidak mudah bagiku untuk menjalani semua ini untuk kembali mendapatkan karir, financial yang baik sesuai dengan passion. Pernah berfikir beberapa kali untuk mencoba  melakukan ide  bunuh diri  namun aku berfikir bahwa hal itu adalah sebuah dosa, membuat orang tua sedih  dan  akan masuk neraka kelak.Â
Beberapa hal yang bisa aku lakukan untuk tetap bisa menjaga kesehatan mental ku dan tidak kembali untuk melakukan ide bunuh diri adalah dengan mencari berbagai literatur dari jurnal penelitian dan beberapa artikel kesehatan sepertiÂ
1. Memiliki mindset self love untuk mencintai kekurangan yang ada dalam diri sendiri sebagai positive affirmationÂ
2. meletakan tanaman indoor di dalam kamar tidur atau di kamar mandi karena tanaman indoor mampu untuk mengubah mood menjadi lebih baik saat melihat keindahan dari tanaman indoor yang diletakan di dalam ruangan
3. Berdoa kepada Tuhan dan bercerita kepada Tuhan dapat menenangkan hati dan pikiran.Â
4. Jurnal penelitian dan dari referensi buku yang berjudul comprehensive stress management edisi ke 13 yang diterbitkan oleh Mc Graw Hill menyebutkan bahwa melakukan  meditasi sebanyak 2 kali dalam waktu 2o menit dalam setiap 1 kali melakukan meditasi dapat membantu menurunkan stress, depresi dan kecemasan.Â
5. Olahraga  seperti Jogging atau berjalan setiap hari dapat membantu mengeluarkan hormon kebahagiaan sehingga stress dapat berkurang dan membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bahagia.Â
6. Curhat kepada orang yang dipercayaÂ
7 . Menulis diary gratitude journal membantu ku untuk bertahan hidup hingga saat ini dan aku berharap bahwa aku kedepannya bisa mendapatkan karir yang baik, menemukan jalan dari Tuhan dan membahagiakan orang tua. Pesan untuk yang membaca diary ini adalah jangan melakukan bullying baik dalam bentuk verbal untuk mengejek penampilan fisik orang lain karena hal itu dapat membuat orang yang mengalami berisiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental bahkan bunuh diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H