Bayt Al-Hikmah sendiri merupakan suatu lembaga pusat penelitian intelektual, penerjemah, perpustakaan besar serta sebagai ruang berkumpulnya para ilmuwan selama zaman keemasan Islam. Bayt Al-Hikmah didirikan oleh Khalifah Harun al-Rasyid dan puncak keemasannya terjadi pada putranya yakni al-Ma'mun menjabat, hingga Bayt Al-Hikmah diangkat menjadi lembaga formal. Hal tersebut terjadi karena Khalifah Al-Ma’mun sadar bahwa ilmu pengetahuan merupakan kunci peradaban.
Mulai sejak Al-Khawarizmi menjadi anggota dari Bayt Al-Hikmah, ia telah bekerja sebagai ilmuwan di sana. Selama itu pula ia selalu menuntut berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu matematika dan ilmu alam. Ia pun merupakan seseorang yang sangat terbuka terhadap berbagai sumber ilmu pengetahuan dari manapun ilmu tersebut berasal, baik dari India, Yunani, maupun Romawi, yang pada akhirnya membuatnya menjadi seseorang yang selalu mengabdikan dirinya kepada ilmu pengetahuan dan juga riset keilmuan. Selain itu, beliau juga dipercaya sebagai pemimpin perpustakaan khalifah.
Al-Khawarizmi juga mempelajari beberapa bahasa seperti Bahasa Yunani dan Bahasa Sansekerta yang disebabkan karena kecintaannya kepada ilmu pengetahuan. Selanjutnya ketika beliau telah menguasai bahasa-bahasa tersebut, beliau mulai menerjemahkan beberapa buku, layaknya buku ilmu astronomi yang berasal dari negeri India dengan judul Siddhanta yang beliau terjemahkan ke dalam Bahasa Arab. Lalu terdapat pula buku tulisan Ptolomeus salah seorang ilmuan Yunani yang berisi ilmu geografi pun berhasil beliau terjemahkan. Dari kemampuan berbahasanya tersebutlah yang menjadikan Al-Khawarizmi menjadi semakin hebat dan cemerlang dalam berpengetahuan dan pemikirannya.
Keterbukaan Al-Khawarizmi dalam mengadopsi berbagai sumber ilmu pengetahuan membuatnya  dapat melahirkan berbagai karya yang masih digunakan hingga saat ini. Diantara karyanya tersebut, yang paling terkenal  ialah Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing) yang merupakan sebuah buku karya Al-Khawarizmi yang didalamnya telah tercipta pemakaian secans dan tangens guna penyelidikan astronomi dan trigonometri. Materi di dalam buku ini menjadi salah satu pondasi penting dalam aljabar di era saat ini dan aljabar saat ini merupakan salah satu topik pembelajaran yang banyak dipelajari di dunia. Di dalam buku ini Al-Khawarizmi merumuskan 800 contoh persoalan matematik yang telah dibuktikan kebenarannya, sebahagian darinya merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo Babylian dalam bentuk dugaan.
Pembuatan Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala salah satunya adalah karena Al-Khawarizmi menemukan banyak kesalahan dan permasalahan yang sulit untuk dipahami dari pemikiran ilmuan Yunani dengan nama Diophantus yang pada akhirnya membuat Al-Khawarizmi mulai menyempurnakan aljabar. Beliau menemukan konsep diferensiasi dan menciptakan tabel trigonometri yang di dalamnya dimuat sinus, cosinus, tangen, kotangen. Oleh karena penemuannya tersebutlah, Al-Khawarizmi dinobatkan sebagai "Bapak Aljabar" yang bahkan pemikir-pemikir Barat pun mengakui kehebatannya. Selain aljabar, dalam bidang ilmu matematika Al-Khawarizmi juga memperkenalkan geometri, aritmatika, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Al-Khawarizmi pun juga terkenal dalam bidang Ilmu Falaq atau biasa disebut sebagai Astronomi yang merupakan ilmu alam yang mempelajari benda langit dan fenomena alam yang terjadi di luar Bumi, termasuk fenomena di atmosfer atas Bumi yang berasal dari luar angkasa seperti meteor dan aurora.
Demikianlah penjabaran singkat mengenai profil dan biografi lengkap dari tokoh ilmuan Al-Khawarizmi, semoga artikel susunan kami ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk para pembaca yang Budiman.
