Mohon tunggu...
m wildandwi
m wildandwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

suka bermain volly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Bunga Bangkai Semakin Langka di Alam Liar

27 Maret 2024   08:59 Diperbarui: 27 Maret 2024   09:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunga bangkai atau Amorphophallus titanium, dikenal dengan bau busuknya yang khas, telah menjadi bintang yang semakin redup di alam liar. Bunga bangkai dikenal karena ukurannya yang besar dan bau yang tidak sedap, namun juga karena keunikan dan keindahannya yang langka.

Salah satu alasan utama mengapa bunga bangkai semakin langka adalah hilangnya habitat alaminya. Deforestasi dan perubahan iklim telah menyebabkan berkurangnya area hutan yang menjadi rumah bagi bunga bangkai. Tanaman ini tumbuh di hutan-hutan tropis Sumatera dan Jawa, namun dengan hilangnya habitatnya, populasi bunga bangkai pun terancam.

Selain itu, perburuan ilegal juga menjadi ancaman serius bagi bunga bangkai. Beberapa kolektor tanaman langka mencari bunga bangkai untuk dijadikan koleksi pribadi, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap populasi yang semakin menipis.

Upaya konservasi menjadi kunci dalam menyelamatkan bunga bangkai dari kepunahan. Banyak lembaga konservasi dan peneliti berusaha untuk mempertahankan populasi bunga bangkai melalui penanaman kembali dan perlindungan habitat alaminya. Selain itu, edukasi publik juga penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati, termasuk tanaman langka seperti bunga bangkai.

Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan bunga bangkai dapat terus bertahan dan tidak menghadapi nasib punah di alam liar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun