Bunga bangkai atau Amorphophallus titanium, dikenal dengan bau busuknya yang khas, telah menjadi bintang yang semakin redup di alam liar. Bunga bangkai dikenal karena ukurannya yang besar dan bau yang tidak sedap, namun juga karena keunikan dan keindahannya yang langka.
Salah satu alasan utama mengapa bunga bangkai semakin langka adalah hilangnya habitat alaminya. Deforestasi dan perubahan iklim telah menyebabkan berkurangnya area hutan yang menjadi rumah bagi bunga bangkai. Tanaman ini tumbuh di hutan-hutan tropis Sumatera dan Jawa, namun dengan hilangnya habitatnya, populasi bunga bangkai pun terancam.
Selain itu, perburuan ilegal juga menjadi ancaman serius bagi bunga bangkai. Beberapa kolektor tanaman langka mencari bunga bangkai untuk dijadikan koleksi pribadi, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap populasi yang semakin menipis.
Upaya konservasi menjadi kunci dalam menyelamatkan bunga bangkai dari kepunahan. Banyak lembaga konservasi dan peneliti berusaha untuk mempertahankan populasi bunga bangkai melalui penanaman kembali dan perlindungan habitat alaminya. Selain itu, edukasi publik juga penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati, termasuk tanaman langka seperti bunga bangkai.
Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan bunga bangkai dapat terus bertahan dan tidak menghadapi nasib punah di alam liar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H