Zonasi membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat sekitarnya. Dengan mengacu pada wilayah atau zonasi tertentu, sekolah dapat lebih terintegrasi dengan kebutuhan dan harapan lokal, sehingga meningkatkan partisipasi serta dukungan dari orang tua dan masyarakat setempat.
3. Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Efisien Â
Dengan menetapkan jumlah siswa dari setiap zona, sekolah dapat merencanakan penggunaan sumber daya seperti fasilitas, tenaga pengajar, dan anggaran dengan lebih efisien. Hal ini membantu dalam mengoptimalkan kondisi pembelajaran dan kesejahteraan siswa.
4. Mengurangi Persaingan yang BerlebihanÂ
Sistem zonasi dapat mengurangi persaingan yang berlebihan antar siswa maupun antar sekolah dalam hal penerimaan siswa baru. Dengan demikian, proses penerimaan menjadi lebih terkontrol dan dapat mengurangi tekanan psikologis yang mungkin dialami oleh siswa dan orang tua.
Kontra Sistem Zonasi dalam PPDB
1. Kapasitas Sekolah yang Terbatas Â
Salah satu tantangan utama dalam implementasi zonasi adalah keterbatasan kapasitas sekolah di setiap zona. Terkadang, jumlah siswa yang ingin masuk ke sekolah tertentu dari zona yang sama melebihi kapasitas yang tersedia. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketegangan di antara orang tua siswa yang gagal diterima.
2. Kesenjangan Kualitas Pendidikan Â
Meskipun zonasi bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan yang merata, ada potensi bahwa tidak semua wilayah memiliki sekolah berkualitas yang setara. Hal ini dapat mengakibatkan ketimpangan dalam kualitas pendidikan antar wilayah, terutama jika zona-zona tersebut tidak memiliki sekolah yang memadai secara infrastruktur dan tenaga pengajar.
3. Ketidakpastian bagi Siswa yang Berpindah Tempat Tinggal Â
