Untuk Wan Muis, Sang Pelindung Batin
Wahai Wan Muis, nama yang kami sebut penuh kasih,
Engkau pelindung batin kami, teguh bagai karang di samudera.
Pejuang ideologi yang memeluk NKRI dengan cinta,
Ansor Banser Ponorogo menjadi saksi kiprahmu yang tiada henti.
Santri tulen, panutan kami dalam ilmu dan amal,
Cinta pada ilmu membawamu pada lautan pengetahuan tak bertepi.
Filsafat, fiqih, tasawuf, dan kitab kuning kau pelajari tanpa lelah,
Namun hatimu juga terpaut pada dentuman rock metal dan syair Iwan Fals.
Engkau pecinta Soekarno, jiwa patriotmu menyala,
Namun lebih dari itu, hatimu tunduk pada Ma'had At-Tarmasyi tercinta.
Kecintaanmu kepada Hadrotu Syaikh Mahfud Al-Makki At-Tarmasyi
Menjadi bukti ketakzimanmu pada para masyayikh dan wali-wali Allah.
Rumahmu, surga kecil bagi para sahabat dan tamu,
Pintu tak pernah tertutup, hati selalu terbuka.
Engkau patron para santri muda, sahabat gus dan kiai,
Dalam kesederhanaanmu, cinta selalu kau bagikan.
Kini engkau dipanggil pulang oleh Sang Pemilik Segalanya,
Larut dalam cinta dan kerinduan kepada guru dan masyayikh.
Berdirilah di sisi para wali dan kekasih Allah,
Dibimbing oleh syafaat Nabi Muhammad, sang pembawa cahaya.
Ampunilah segala kekurangan dan salahnya, ya Rabb,
Lindungi ia bersama para masyayikh dan guru-guru kami.
Kami tak akan berhenti merindu, tak akan surut mencinta,
Sebab perjuanganmu menjadi lentera dalam jalan kami.
Selamat jalan, Wan Muis, sang pejuang yang abadi,
Semoga engkau tenang dalam pelukan kasih-Nya,
Dan cinta kami akan selalu tersemat dalam doa-doa panjang.
Al-Fatihah untukmu, wahai guru, panutan, dan saudara sejati.
Wahai Wan Muis, pelindung jiwa dan penjaga hati,
Engkau yang setia menuntun langkah kami,
Pecinta negeri, pembela ideologi,
Dalam Ansor dan Banser, semangatmu tak pernah mati.
Santri tulen, panutan tanpa cela,
Menyelami lautan ilmu tanpa jeda,
Fiqih, tasawuf, tarikh, kitab kuning kau pelajari,
Namun, di hatimu, rock metal pun kau nikmati.
Kecintaanmu pada ilmu tak bertepi,
Penyuka filsafat yang menggali makna sejati,
Engkau pilar, penguat para gus dan kiai,
Pintu rumahmu terbuka, tempat teduh kami mencari.
Almamater tercinta, Ma'had At Tarmasyi Pacitan,
Menjadi saksi cinta dan baktimu yang tak tertahan,
Pada Sang Guru, Hadrotu Syaikh Mahfud Al Makki,
Engkau buktikan ketakdziman dengan hati yang murni.
Kini, engkau menghadap Sang Maha Pemilik Segalanya,
Dalam kerinduan abadi kepada para masyayikh-Nya,
Bersama para wali, engkau berdiri di sisi-Nya,
Doa kami, cinta kami, tak akan pernah pudar adanya.
Ampunilah segala khilaf dan dosa yang menyertai,
Limpahkan syafaat Rasul kepada kakak kami,
Semoga keteduhan surga menjadi tempatmu berdiam,
Membalas segala perjuangan dan kebaikan yang engkau tanam.
Wahai Wan Muis, panutan kami yang tiada tara,
Cintamu abadi, dalam doa kami engkau selalu ada,
Berikan kami kekuatan untuk meneruskan jalan ini,
Berkhidmat pada agama, bangsa, dan ilahi Rabbi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H