Iblis, jin, dan setan perayangan, Â
Hewan darat, laut, dan udara, Â
Malaikat dan angin, bersatu dalam damai, Â
Menaati kalimah yang tak ternilai harganya.
Kalimah itu, cahaya dalam gelap, Â
Membawa bahagia, menuntun langkah, Â
Menghentikan waktu, membawa ingatan, Â
Saat jiwa tertunduk, merenung dalam diam.
Ia hadir bagi yang dilanda nestapa, Â
Pilu dalam luka, hati yang terluka, Â
Dengan lembut, menghapus air mata, Â
Menghadirkan senyum, meski hanya simpul.
Pengingat yang terlupa dimabok dunia.
Kalimah itu, "Semua ini pasti musnah dan berlalu, Â
Kecuali cinta Sang Maha Pangeran," Â
Cinta yang abadi, menembus waktu, Â
Ya Maha Rohman, Maha Rohim, tak terbandingkan.
Sang Raja Sulaiman, Putra penakluk besi, Â
Merawat semut-semut yang kebingungan, Â
Dalam kuasa yang megah, tersimpan kasih, Â
Menjaga setiap makhluk, dalam keselamatan.
Mari kita ingat kalimah ini, Â
Dalam setiap langkah, dalam setiap hembusan nafas, Â
Bahwa cinta-Nya, abadi dan tiada henti, Â
Adalah satu-satunya yang benar-benar ada. Innahu minsulaimana wainnahu bismillahi rohmani rohimi.
Terpahat dalam cincin tahta Sang Maha Raja Sulaiman Putra Daud As, Sang Avatar Pemimpin Laskar Cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H