Kupanjatkan doa pada hewan yang bergerak dalam naluri, Â
Pada tumbuhan yang tumbuh dalam kesunyian yang suci, Â
Pada batu yang tak bicara namun memahat sejarah, Â
Pada laut, langit, dan seluruh dimensi yang merangkai kisah.
Matahari yang memancar dalam keabadian cahayanya, Â
Bulan yang lembut menyinar malam dengan tenangnya, Â
Bintang-bintang yang bersinar terang, menyulam misteri langit, Â
Planet-planet yang berputar dalam harmoni ilahi yang abadi dan erat.
Untuk galaksi yang luas, tempat semesta bernyanyi, Â
Untuk syurga dan neraka, tempat keadilan abadi mengadili, Â
Langit Arsy yang teguh, menanti kepulangan jiwa-jiwa terpilih, Â
Al-Fatihah kuantum ini, menuju segala yang terindah dan paling tinggi.
Kupanjatkan doa pada Pohon Takdir, tempat cerita kita terukir, Â
Pada Pohon Apel Syurga Huldi yang menjadi simbol, Â
Keseimbangan yang menyatu dalam alam dan hati, Â
Dalam Al-Fatihah ini, kupanggil semua: syukur dalam cahaya, damai dalam ilahi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H