Hikmah Risalah Logo Darkah Ya Ahlal Madinah di Hari Raya Idul Fitri di 1 Syawal 144H.
Wali songo merupakan cikal bakal utama dari perkembangan islam ahlu sunnah wal jamaah di Indonesia, dengan cita rasa amaliyah tasawuf sufi yang kental dan santun. Telah menyentuh hati sanubari Pribumi di Indonesia, yang berkembang luas sehingga hampir di seantero nusantara tersebar diantaranya adalah di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina, thailand, pesisir Australia.Â
Penekanan pada tata krama sopan santun anggang ungguh dan penerapan syariat secara santun begitu subur di hati bumi pertiwi, mendapatkan restu langit dan bumi di Nusantara. Dengan mengambil Imam dari empat madzhab masing-masing dari Imam Maliki RA, Imam Hanafi RA, Imam Hambali RA, Imam Syafi'i RA.Â
Dizaman Rosulullah dikisahkan ada beberapa sahabat yang di perintahkan rihlah untuk menyebar ke seluruh penjuru dunia masing-masing satu orang sahabat untuk mengecek bagaimana suara adzan dari kota makkah Madinah apakah suara nya nyampai disana?, wilayah-wilayah tersebut meliputi seluruh benua di dunia, para sahabat melakukan riset dan croscek keadaan, situasi, kebenaran, keberhasilan nya dalam mendengarkan suara adzan, dengan sedikit rihlah secukupnya setelah selesai, maka kembalilah para sahabat menghadap kepada Rasulullah SAW. untuk melaporkan hasil rihlah tersebut.
Wali Songo, merupakan ulama keturunan Rosulullah SAW. Dari keturunan Sayyidina Sayyidu Syahhid Husein ibnu Ali bin Abi Thollib RA. Cucu kanjeng nabi dari putra Sayyidah Fatimah Zahra RA. Seikh Almuhajir Illah Al Azmathkhan RA dari Tarim Yaman merupakan leluhur walisongo, dan Saddah Aly Baklawi merupakan keluarga dari Marga Wali Songo di Nusantara, yang mengambil islam ahlu sunnah wal jamaah serta bermadzhab dengan Imam Madzhab Empat.Â
Berkat doa dan perjuangan para ulama muttaqin shiddiqin wa sholihin terdahulu, kita umat islam di indonesia bisa merasakan kebahagiaan beriman dan berislam dalam wadah ahlu sunnah wal jamaah. Yang santun dan ramah yang begitu mengena pas dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia di Nusantara ini. Budaya amaliyah tradisi, baik itu lahiran, kematian, slametan, kenduri, syukuran, dengan bermunajat berdoa kepada Alloh SWT, bertawasul kepada para ulama auliya pendahulu kepada Rosulullah SAW untuk mendapatkan syafaat dilanjutkan dengan makan bersama merupakan wujud rasa syukur dan kebersamaan yang di lindungi oleh para walisongo. Yang alhamdulillah keberkahannya mampu memberikan kehidupan dan kebahagiaan yang terus lestari turun temurun hingga massa terkini.
Alhamdulillah di hari raya Idulfitri 1444H/2023M kali setelah kita berjuang dengan sekuat-kuatnya berpuasa selama bulan romadhon yang penuh berkah, rohmat, dan ampunan. Dihari ini 1 syawal 1444H/2023M dapat merayakan hari raya idulfitri dengan penuh kebahagiaan, kebersamaan, persaudaraan persahabatan dan kasih sayang dengan semua saudara-saudara kita semua dilingkungan terutama dengan orangtua dan kerabat serta tetangga terdekat.Â
Barokah yang luar biasa yang diturunkan melalui ilmu-ilmu ulama dan auliya yang tercinta yang terdahulu yang di wariskan kepada muslimin muslimat kita semuanya. Semoga berkah ampunan dan kemuliaan Alloh diberikan kepada beliau semuanya dari sisi Alloh SWT.
Darkah Ya Ahlal Madinah wa Ahlaha, merupakan sebuah Maha Karya luar biasa dari  Al-Habib Abu Bakar bin Abdurrahman Al-Haddad dari Kota Malang Jawa Timur, beliau belajar di Kota Tarim Yaman kepada segenap para Ulama dan Auliya ditanah mulia Tarim, bermula dari sini beliau terinspirasi dalam menyusun Darkah, darkah ini terinspirasi dari kisah Al-Imam Al-Habib Ali Al-Habsyi (Sohibul Maulid, pengarang Simtud Dhurar).  Kisah beliau petugas pengirim surat (pak posnya) meminta untuk membuat tanda, agar setiap ada kiriman barang atau surat tidak hilang kirimannya. Kemudian beliau membuat huruf 'Kha' disertai dengan Angka 110,  110 itu sendiri merupakan jumlah bobot nilai huruf hijaiyyah yang merangkai kata 'Ali' (Al-Imam Al-Habib Ali Al-Habsyi) dalam kitab Aqidatul Awwam (pada halaman terakhir ada rumusannya).
Adapun, penulisan kalimat "Darkah ya Ahlal Madinah" adalah inisiatif dari Habib Abu Bakar sendiri, yang diambil dari qosidah Habib Muhammad bin Idrus, yang banyak berisi tentang tawasul-tawasul dengan Ahlul Madinah (Rasulullah SAW beserta keluarganya dan sahabatnya).
Sementara, kalimat "Yaa Tarim Wa Ahlaha", yang merupakan tawassul kepada para shalihin dan lebih dari 10 ribu wali yang dimakamkan di Tarim yaitu pemakaman Zanbal, Fureidh, dan Akdar. Pekuburan Zanbal adalah pekuburan para wali dan sholihin, juga di pekuburan Zanbal terdapat Ashhabul Badr utusan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq RA yang wafat di sana.
Serta dari saran dari paman beliau yang bernama Habib Abdul Qodir bin Husain Al-Haddad, maka lambang tersebut ditambahlah dengan wiridannya dari abahnya Habib Husain, yaitu Yaa Fattah Yaa Rozzaq, dengan niatan tabarukan supaya mendapat fadlilah dan keberkahan wiridannya Habib Husain bin Muhammad Al-Haddad.
Selanjutnya hitungan 1030 itu berasal dari hitungan kalimat "Amanatullah wa Rosuluh wal Abdullah al Haddad" yang ditujukan kepada Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, dimana hitungan ism tersebut merupakan inisiatif dari para ulama' kota Tarim Yaman.
Demikian, sedikit penjelasan singkat tentang Darkah sebagai Tawasul doa, yang disusun oleh al-Habib Abu Bakar bin Abdurrahman Al-Haddad, Terinspirasi dari kisah Al-Imam Al-Habib Ali Al-Habsyi (Sohibul Maulid, pengarang Simtud Dhurar), Terinspirasi dari qosidah Habib Muhammad bin Idrus, yang banyak berisi tentang tawasul-tawasul dengan Ahlul Madinah (Rasulullah SAW beserta keluarganya dan sahabatnya), Kalimah Asmaul Husna Yaa Fattah Yaa Rozzaq, terinspirasi dari Habib Husain bin Muhammad Al-Haddad keberkahan dari beliau untuk kita, serta hitungan 1030 itu berasal dari hitungan kalimat "Amanatullah wa Rosuluh wal Abdullah al Haddad" yang ditujukan kepada Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, dimana hitungan ism tersebut merupakan inisiatif dari para ulama' kota Tarim Yaman.
Lambang Darkah sebagai tawasul kita kepada beliau para penyusun dan inspirator serta pendukung lambang darkah, mengikuti sebagaimana yang beliau- beliau maksud dalam wasilah tawasul keberkahan, Yang semuanya merupakan pemimpin dan pemuka para ulama dan auliya keturunan Rosulullah dari Saddah Aly Baklawi diantara Al Haddad, Al-Habsyi dan Aly Idrus. Semoga kita selalu dapat mengikuti jejak langkah beliau yang mulia, dan selalu berada pada jalan yang sama dengan beliau semuanya fi diini wadunya wal akhiroh, Hidayah alfatihah kepada beliau semuanya, semoga kita selalu mendapatkan keberkahan ilmu-ilmu beliau semuanya, serta selalu bisa melestarikan karya-karya beliau baik itu berupa amaliyah kitab-kitab Rotib, Hizib, wirid-wirid, Rotibul Hadad, Rotibul Aly Idrus, Maulid Simtud Dhurar dan karya-karya besar semuanya yang disampaikan untuk kebahagiaan umat islam Ahlul Sunnah wal Jama'ah dan umat Islam Rahmatan lil Alamin secara menyeluruh dan umum. Terimakasih dari kami, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan semoga barokah untuk kita semuanya. Amien.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI