Jangkar, Situbondo. Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian dari pengembangan potensi mahasiswa memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam konteks pemberdayaan masyarakat. Pada kesempatan kali ini kelompok KKN Unej Membangun Desa (UMD) 185 Desa Jangkar berkesempatan melaksanakan program sosialisasi pencegahan pernikahan dini dan stunting Dengan nama program "Jangkar Best" yang telah diusung kelompok KKN 185 Desa Jangkar, program ini berupaya untuk memberikan pemahaman dasar mengenai pernikahan dini dan stunting. Dengan pemahaman dasar diharap siswa memiliki penguatan bahwa banyak dampak negatif dari pernikahan dini mendorong resiko stunting lebih tinggi. Sosialisasi bertempat di SMPN 1 Jangkar menyasar seluruh siswa sebagai tujuan sosialisasiÂ
Program sosialisasi di lingkungan sekolah menjadi salah satu langkah awal terhadap upaya pencegahan pernikahan dini serta dampak lebih panjang menyebabkan stunting. Pernikahan dini masih sering terjadi serta berbagai resiko negatif pernikahan dini salah satunya terhadap kondisi psikologis dan biologis. Sebagian masyarakat dengan ekonomi rendah masih menjadikan pernikahan dini menjadi solusi untuk memperbaiki ekonomi mereka tanpa memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi.Â
Sebagian remaja mungkin masih belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan serta bagaimana pola asuh yang baik mereka masih membutuhkan gizi sampai umur 21 tahun. Jika mereka menikah di usia muda, dibawah 20 tahun saat itu tubuh mereka masih memerlukan gizi untuk pertumbuhan sematara jika seorang ibu yang memiliki umur dibawah 20 tahun saat hamil akan bersaing memperebutkan gizi dengan bayi yang dikandungnya. Jika gizi ibu tidak tercukupi selama masa kehamilan, bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah dan berisiko tinggi mengalami keguguran dan pada ibu hamil di bawah usia 18 tahun, sebab organ reproduksinya belum terbentuk sempurna.Â
SMPN 1 Jangkar sebagai satu-satunya lembaga pendidikan tingkat menengah pertama yang berada di Kecamatan Jangkar berkomitmen untuk membangun generasi cerdas serta pengembangan karakter unggul. Dengan sosialisasi yang dilaksanakan mahasiswa KKN UMD 185 diharapkan para siswa dan siswi mendapat:
Pemahaman dasar bagaimana akibat dari pernikahan dini dan stunting agar siswa menghindari hal tersebutÂ
Meningkatkan kesadaran siswa tentang dampak negatif pernikahan dini terhadap kesehatan dan masa depan, serta bahaya stunting bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak
Pengetahuan tentang pentingnya gizi yang baik dalam masa pertumbuhan serta tanda-tanda dasar mengenai stunting
Selain itu, dalam sosialisasi ini, mahasiswa KKN UMD 185 juga memberikan informasi tentang pentingnya pendidikan dan pengembangan diri sebelum menikah. Menekankan bahwa menyelesaikan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi dapat membuka peluang yang lebih baik dalam hal karir dan kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, siswa-siswi diharapkan dapat memprioritaskan pendidikan dan pengembangan diri sebelum memasuki kehidupan pernikahan.Â
Pihak sekolah dengan terbuka memberikan respon sangat baik terhadap program mahasiswa KKN tersebut dengan harapan bahwa aksi yang dilakukan dapat memberikan pemahaman dan motivasi terhadap mereka, serta mengetahui  berbagai dampak negatif dari pernikahan dini dan stunting berdasarkan materi yang telah disampaikan.
Acara sosialisasi berlangsung selama 2 jam selama acara berlangsung tidak hanya menyampaikan materi saja tetapi diisi dengan sesi tanya-jawab, kuis berhadiah, serta fun games yang menambah keseruan audiens.
Selain program sosialisasi stunting dan gizi seimbang kelompok KKN 185 juga melaksanakan memiliki program Pengembangan wirausaha Desa Jangkar yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan potensi terbesar Desa Jangkar dari hasil kelautan.Â
Dengan nama "WINGIT" Wirausaha Jangkar Bangkit, sebuah program yang mengolah hasil tangkapan ikan menjadi memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta dapat menjadi produk khas Desa Jangkar. Sebelumnya tangkapan ikan yang diperoleh nelayan hanya langsung dijual kepada tengkulak (Pengepul) tanpa ada proses lebih lanjut untuk diolah menjadi produk baru atau sebagai olahan khas Desa Jangkar.
Menyayangkan hal tersebut serta melihat potensi hasil laut yang cukup besar kelompok KKN 185 memikirkan bagaimana hasil oleh tersebut menjadi nilai lebih Desa Jangkar. Dengan program "WINGIT" yang telah dilaksanakan pada 2 Agustus 2024 di Balai Desa Jangkar sebagai bentuk pelatihan untuk masyarakat Jangkar untuk mengolah hasil tangkapan ikan menjadi abon.
Dalam proses pelatihan tersebut jenis ikan tongkol menjadi bahan utama proses pelatihan karena ikan tersebut paling sering di peroleh sesuai musim. Acara ini dihadiri oleh perangkat desa serta ibu PKK Desa jangkar. Pak Mansur Selaku Kepala Desa mendukung program tersebut dengan harapan hasil dari pelatihan ini bisa menjadi sarana awal masyarakat untuk memulai mengembangkan produk olahan dari ikan.Â
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi pendorong para generasi muda agar lebih sadar dan mampu berfikir panjang kedepannya, guna menciptakan masyarakat yang cerdas, inovatif dan sadar akan perkembangan zaman, Sebagai bentuk pengabdian nyata terhadap masyarakat langkah kecil namun penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H